Thursday, 18 June 2020

Nyamuk dan Spanduk di Ruang Senat

Nyamuk dan Spanduk di Ruang Senat

Saya mengenal Mira W, tahun 1982. Iya dia. Mira W atau Mira Widjaja yang dikenal sebagai salah satu penulis novel roman populer di Indonesia. Sama seperti Marga T yang berlatar pendidikan dokter, novel Mira W laris karena pembaca suka dan beruntung mengenal istilah kedokteran melalui novel dia. 

Novel Mira W  yang paling saya ingat adalah Arini: Masih ada Kereta Lewat. Kalau tak salah, menjadi salah satu novel terbaik dari Mira W.  Sejak itu setiap kali ada novel Mira W, setidaknya saya meluangkan waktu melihat, membaca ringkasan di toko buku,  atau sekedar mengintip sampul buku buku terbarunya.

Perkenalan saya dengan Mira W, tak sengaja. Tahun 1982, Ikatan Kekerabatan, organisasi  saya semasa mahasiswa mengadakan Lustrum, atau merayakan dua puluh lima tahun berdirinya jurusan disiplin ilmu kami. Berbagai acara dibuat, mulai dari bazar barang antik, aksesoris, pentas musik puisi, sampai pameran buku. Nah di pameran buku itu banyak penerbit terkenal ikutan partisipasi. Termasuk perusahaab yang menerbitkan novel Mira W. Perusahaan itu mempromosikan sekian banyak buku yang diterbitkan, termasuk novel Mira W yang kala itu promosi dengan pasang spanduk. Ada beberapa spanduk yang dibagikan saat itu. sayang saya lupa. yang jelas saya pegang satu spanduk novel  Mira W yang berjudul Arini: Masih ada Kereta Lewat.

Acara besar besaran, diadakan di Taman Sastra yang melegenda dan beriwayat itu. Perlengkapan, apa saja yang berhubungan dengan acara Lustrum di simpan di ruang senat, yang letaknya beberapa langkah dari Taman. Supaya aman, mesti ada yang jaga ruangan. Bukan takut kemalingan, tapi barang barang itu ada yang printilan, jadi kalau dicari setidaknya ada yang tahu di mana tempatnya. Itulah tugas kami si penjaga ruang. 

Sayangnya ruang senat semakin malam semakin penuh dengan nyamuk dan kawan kawannya. Kipas Angin satu satunya  yang ada di senat tidak berputar semestinya. Putaran kipas lemah, walau sudah ditekan tombol maksimum. Putaran kipas itu tetap minimum. Hanya suara laher soak mendengung seluruh ruang. Tanpa kipas gerahnya minta ampun, dan lebih sengsara lagi gerahnya ruangan menguntungkan nyamuk yang senang berterbangan dan mendengung di sekitar telinga, yang bawa efek sepanjang malam bakalan sulit merem. 

Hanya spanduk, satu satunya yang mampu menangkal dengung dan gigitan nyamuk. Dengan menyelimuti seluruh badan, bebas serangan nyamuk yang bukan menyebalkan gigitannya, tapi juga dengungnya. Gerah masih bisa dilawan, walau tidur berkeringat. Serangan nyamuk? Tak ada jalan lain, kecuali memakai spanduk yang berfungsi sebagai selimut. Spanduk yang selimut mampu membuat tidur nyenyak. Malam itu dan malam malam selanjutnya, Spanduk Mira W, Arini: masih ada kereta lewat, menjadi kawan setia,  membaca tulisan spanduk itu sebelum membungkus kami dengan setia sepanjang malam.

No comments:

Post a Comment