Monday, 15 June 2020

Kumpul di dapur

Dapur. Hari ini banyak bergerak di sekitaran dapur. Menuntaskan cita cita masak somay dan sapo tahu. Somay, karena kulitnya terigu, bentuknya jadi sumir. Kadang kelihatan seperti somay, kadang seperti pangsit. Apalagi kalau digoreng, somay berubah bentuk menjadi pangsit. Tapi siapa yang peduli asalkan enak sesuai dengan cita rasa yang menikmati, " what is in a name " kata pujangga inggeris William Shakespeare.

Lalu sapotahu, dengan sayur dan aroma bawang putih, merangsang selera makan. Tahu lembut salah satu jenis masakan asal Tiongkok. Dulunya makanan para vegetarian karena bahannya sayur mayur dan rempah. Makanan enak buat mereka yang pantang daging. Kali ini dimasak mengikuti saran para koki raja raja Tiongkok, tahu, sayur dan bumbu. Titik.

Apa ini sebuah kebetulan?
Kombinasi somay pangsit bumbu kacang, dan sapotahu sayur mayur rempah plus nasi putih terasa segar. Kami berempat menghabiskan masakan itu saat makan siang di rumah.

Sore ini, berlanjut, setelah sukses somay n sapotahu di makan siang, langsung bikin hal yang sama untuk makan malam, plus bolu kukus rasa coklat meises. Untung asisten Rumah Tangga, trampil dan punya pengetahuan menu aneka ragam, berpengalaman bekerja dari waktu ke waktu pada keluarga multi etnik. Dia salah satu pemasak kepercayaan Koreografer Indonesia yang terkenal, bukan cuma berselera tinggi pada seni tari, tapi juga cita rasa masakan. Bisa dibayangkan masakan yang tersaji pada menu siang dan malam di meja makan kami.

No comments:

Post a Comment