Monday, 15 June 2020

Gairah Ekonomi Tahun Tikus

Gairah Ekonomi Tahun Tikus

Hampir seluruh warteg, warung nasi uduk, warung kelontong, distributor eceran gas dan air mineral di pusat bisnis Kalimanggis yang berada di jalan Pringgodani mulai memanfaatkan pelayanan online. Penjualan tidak lagi sebatas makan di tempat dan take away, atau harus susah payah ambil tukar gas dan galon, tapi juga membuka jalur baru secara online. Para pebisnis percaya semua orang sudah menggenggam android. Dengan memberi informasi online, konsumen lebih mudah menjangkau menu yang disukai dan hanya duduk manis, makanan dan kebutuhan rumahtangga lain diantar sampai tempat tujuan.

Bukan cuma makanan dan kebutuhan rumahtangga, jamu gendong tak mau ketinggalan. Konsumen diberi alternatif jamu saset yang mudah praktis bisa langsung minum, atau beli kemasannya dan diminum kemudian. Alternatif lain jamu racikan sendiri. bukan saset, dibuat sendiri oleh para penjual jamu yang sekaligus peramu jamu. Bisa langsung diminum atau bisa dibeli dalam bentuk botolan. Hanya diinngatkan bahwa racikan itu tak tahan lama. Dua alternatif itu dijual secara online, dan menunjukan grafik yang meningkat.

Ini metode jemput bola, metode kreatif yang sudah membudaya di lingkungan bisnis moderen. Konsumen adalah raja dalam arti harus dilayani sampai di istananya. Sejauh ini cara jemput bola mampu mendongkrak peningkatan omzet. Bisnis konvensional makin ditinggal. Mindset pelaku ekonomi sekarang beda dengan pendahulunya.

Fintech dikelola secara arisan dan simpan pinjam online. Kapital akumulasi melalui arisan dan simpan pinjam memanfaatkan teknologi dunia maya dengan sistem aturan yang ketat. Sampai sekarang masih berjalan dan banyak membantu pengusaha dalam hal dana segar untuk memperluas jangkauan bisnisnya.

Semoga tahun tikus logam membawa gairah pelaku ekonomi Kalimanggis. Sejalan dengan pelakunya, yang melihat peluang di sektor makanan, minuman dan komunikasi informasi justru akan meningkat di tahun ini.

Ini juga diamini oleh pengamat ekonomi dan teknologi tradisional

No comments:

Post a Comment