Monday, 15 June 2020

Dari mangga dua ke jembatan semanggi,

Dari mangga dua ke jembatan semanggi,
Ambil laptop yang sudah beres di reparasi,
Liat asongan di kanan gerobak dagang di kiri,
Siapa tahu ada barang rongsok yang bisa dibeli.

Sepeda motor itu menghampiri saya di pintu keluar kompleks Harco Mangga Dua.

“Pak pesan Gojek" dia menyebut nama saya.

“iya”

Ia menyerahkan helm, saya serahkan ransel agar di taro di bagian depan, dipijakan kaki pengendara.
Lalu, naik gojek.

“pelan sedikit bang, saya mau motret sepanjang jalan.”

“oke pak”

“Pedagang kaki lima kok malahan dagang di jalan bang?”

“nggak tahu Pak.”

“ kan gubernurnya sudah kasih izin berdagang di trotoar?. Kok sekarang malahan berdagang di jalan.”

“nggak tau pak. Di trotoar susah kali pak. Naikin gerobaknya dari jalanan ke trotoar, apalagi trotoarnya tinggi”

"Mungkin juga trotoarnya udah di kapling -kapling. Gak sembarang pedagang boleh buka lapak di situ."

“Jadi kalo trotoar tinggi boleh dagang, bisa nawar jadinya dagang di jalan”

“nggak tau juga Pak”

“Kalau ada operasi pembersihan dari satpol PP, bakalan gerobaknya diangkut truk ya”

“gak tau juga pak. Berapa hari lalu daerah sini pernah bersih dari pedagang yang dagang dijalanan.”

“yang di trotoar juga dibersihin?”

“iya pak, waktu itu bersih termasuk yang ditrotoar.”

“sehari , setelah itu sih balik lagi pada dagang di trotoar dan di jalanan. Pedagang gak bakalan kapok kalo cuman operasi berapa jam aja."

“waktu lalu, saya motret motret pedagang di trotoar di jalanan di daerah seberang stasiun kota. Pedagang di situ nggak suka. Mereka usir saya.” cerita saya ke pengendara gojek

Mereka bilang jangan motret tempat dagangnya. Saya tanya kenapa nggak boleh motret. Dia tak menjawab, hanya melototin saya. Tapi kemudian kawannya sesama pedagang di situ menerangkan, karena bapak dikira wartawan, bisa memasukan berita dan gambar di koran. Dia takut hari berikutnya dia diringkus petugas. Jelas. Lalu saya berhenti motret.

Begitu yang saya ceritakan ke pengendara gojek. Menurut pedagang di sana, petugas hanya kalo disuruh operasi pembersihan, baru mereka kerjakan. Kalo nggak disuruh, mereka sering ngobrol juga di antara para pedagang. Mereka ikutan nongkrong ngopi dan ngerokok.”

“Iya betul pak. Di sini juga gitu. Depan itu ada pos polisi, mereka nggak takut kena razia dari polisi, malah takutnya dengan satpol PP. Mungkin memang bukan tugas polisi.” kata si bang Gojek

“Benernya saya mau nanya, kalo dibilang nggak boleh dagang di sini, bolehnya dagang di mana bang.?”

“Nggak tau juga”

“Pedagang asongan. Juga sering kena operasi pembersihan.”

“yang mana itu bang?”

“Itu pedagang yang ngasong, nawarin barang di perapatan jalan, kadang masuk ke angkot yang berenti, pokoknya yang jalan jalan bawa dagangan. Pedagang rokok banyak yang kayak begini.”

“Kalo ada satpol pp, mereka kabur.”

“lewat satu jam balik lagi berdagang”

Demikian percakapan antara pengendara gojek dan penumpangnya. Kadang omongan nyambung, kadang nggak. Maklum brisiknya jalan di jakarta.

Perjalanan dari harco mangga dua sampai jenderal sudirman melalui jalan jalan tikus, jalan lebar yang menyempit, melewati pasar tumpah, melewati jalan protocol gedung tinggi, sampai tujuan.

No comments:

Post a Comment