Sejak di tempat yang lama Bela naksir Mira. Kemanapun Mira pergi selalu dibuntuti Bela. Tidak terlampau dekat tak pula jauh, jaga jarak. Bukan apa apa, kalau terjadi sesuatu bisa ambil ancang ancang menyerang atau menjauh alias kabur.
Bela tak mau terlalu nampak memburu Mira. Alasannya "ah kamu tau lah, kalo terlalu dekat banyak gosip, kadang bagus, takutnya malahan runyam."
Suatu hari Bela dipindahkan, rasanya seperti kiamat. Tapi kemudian ada muzizat. Mungkin karena Bela rajin berdoa, dan merasa doanya terkabul, mendengar kabar Mira juga dipindahkan dalam satu grup dengan Bela.
Di tempat baru Bela lebih bebas, satu grup hanya bersepuluh, sepuluh sepuluhnya kompak. Semua tahu Bela naksir Mira. Mira juga tau, hanya dia perlu menguji berkali kali, kata banyak ahli memang seperti itu perangai perempuan, tidak langsung menunjukkan dia suka.
Jadilah, Mira seperti menghindar, sebaliknya Bela makin penasaran, makin mengejar terus. Tak ada kata jeda, dimana ada Mira di situ ada Bela. Kulitnya yang kuning terang, perilaku yang lincah dan gesit, seperti punya semangat dalam jiwa dan raganya, yang bikin Bela tergila gila. Kawan kawannya bilang Mira-Bela cocok, mira kuning, Bela berkulit belang belang. Semoga mereka "jadian".
No comments:
Post a Comment