Yang ini pas buat cuaca mendung
Mampir di warung soto mie, di daerah Munjul-Pondok Rangon. Warung di bawah pohon nangka tua berdaun lebat, tempat parkiran sudah padat dengan sepeda motor. Untungnya masih menyisakan sedikit ruang parkir buat sepeda motor beat ku. Matikan mesin, pasang standar samping, sepeda motor aman terparkir di antara yang lainnya.
Ambil tempat di teras, diduk di kursi plastik di meja panjang. Dua anak muda sibuk melayani pembeli yang datang dalam jumlah lebih sepuluh. Rupanya pulang sholar jumat mampir di warung yang menyediakan soto mie Betawi.
Harus sabar menunggu. Memang tak beberapa lama, giliran saya ditanya "pesan apa pak?"
"soto mi, jangan pake kol dan mi, bihun saja dengan risoles." Tiba tiba punya pikiran, mau es cincau. Keliatan menggiurkan, saat perempuan setengah baya bawa beberapa gelas besar cincau di nampan melayani pemesan. Komposisi warna, hijau, putih dan merah kecoklatan membuat kepengen meluap luap.
Sempat pikiran jadi bingung, soto mi atau cincau. "ah soto mie dulu, cincau berikutnya." Bathinku. Keputusan akhir, pilih soto mie. Lebih cocok soto mie, kuah panas, disantap cuaca mendung.
"soto mie daging atau campur."
" kalo campur, apa saja isinya?"
"daging jeroan tetelan kikil."
"campur ya pa."
"Kuah bening." Warung menyediakan dua macam kuah. Bening dan santan.
"minta minum teh tawar hangat ya." seperti biasa, minuman teh untuk pelengkap makan.
"nggak usah pake nasi bang"
Makan soto mie mengepul dengan emping renyah yang diremas, masukan ke mangkok soto mie, campur aromanya bikin tambah meningkat napsu makan.
Tak lama hujan deras. Untung saja lebih dahulu sampai di warung itu. Menikmati makan berkuah panas waktu hujan terasa lezat. Dengan sambal, bikin megap megap, nggak kira kira pedasnya sambel ini.
Lama duduk di situ, sambil nunggu hujan reda. Soto mi sudah habis setengah jam lalu.
"ada kopi hitam bang, jangan yang saset, tapi racikan."
"ada. Mau kopi kental manis, kental sedang, atau nggak pake gula? Atau mau kopi yang encer?"
"kopi kental sedang."
Hujan masih deras, tapi tak sederas sebelumnya. Semoga saja cepat reda. Sambil menghirup kopi panas. Lumayan juga racikan anak muda itu.
Sejak masuk warung sampai mau pulang, saya perhatikan pembeli soto mie jauh lebih banyak daripada es Cincau. Mungkin karena mendung dan hujan jadinya kurang laku.
Hujan reda, permisi, stater motor, maju mundur, maju mundur, geser kiri kanan menghindar gesekan dengan sepeda sepeda motor lain yang markir kurang rapi, lalu wuss. On the way home.
No comments:
Post a Comment