Monday, 9 March 2020

Dia

Dia menyesal kenapa nggak pernah mau belajar piano. Anak orang yang bukan miskin, walau nggak bisa dibilang kaya. Rumahnya dulu di sekitaran Blok M. Jarang pulang ke rumah.  Sering nginep di rumah temennya, dari satu temen ke temen yang lainnya. Semasa mahasiswa dia punya kamar di asrama mahasiswa, seberangan dengan Hias Rias Cikini. Kalau cerita berantem, berapi api, bahasa ceritanya kasar, yang nggak biasa denger bisa merinding.  

Dia pendaki gunung menyebut diri sebagai pecinta alam. Bukan cuma daki gunung, tapi juga masuk ke gua gua, masuk ke lubang, lorong bawah tanah, takjub dengan keadaan bawah tanah yang ada aliran sungai. Senang juga napak tilas manusia purba, meneliti situs arkeologis. Suka cerita cerita yang konyol dan mengundang gelak tawa. Kawan kawan sebayanya adalah pendaki kawakan di negeri ini.organisasi pecinta alamnya terkenal, semua orang pasti tahu. 

Senang nyanyi, suaranya merdu, apalagi kalau menyanyikan lagu lagu rakyat (folksong). Terakhir mendengar dia mengalunkan lagi “in the mood” nya Glenn Miller yang susah banget. Ternyata juga bisa. Rupanya bukan saja folk yang dia mahir. “Begin the beguine.” Suatu sore dinyanyikan olehnya. Terasa mendalami sekali caranya menyanyi. Kalau cerita soal lagu, musik bahasanya bisa beda banget. Cita rasa tinggi dan ngulik kalau membahas satu lagu, mulai dari sejarahnya, maknanya dan penyanyi yang paling cocok menyanyikan lagu itu.  

Ternyata dia kaya dengan berbagai genre musik. Folk, jazz, pop, balada, gospel. Karena suaranya merdu, lagu yang menurut kita jelek, menjadi bagus dan menarik saat dinyanyikan olehnya. 

“gue nyesel banget gak belajar piano”. Zaman masih remaja dan muda, yang belajar piano rata rata perempuan. Temen temen gue sering ngeledekin, ngapain belajar piano, kayak perempuan aja lu” ejekan itu membekas banget, membuat dia menjauh dari dunia piano, bahkan mencoba belajar saja tak dilakukan. Apalagi tantenya yang nyuruh belajar piano cerewet dan galak. 

“Gue makinan  gak kepengen belajar.” Walau dalam hati pengen banget belajar piano. Jari tangannya katanya cocok untuk main piano, panjang dan langsing. Alat musik lain gak terlalu menarik baginya. Gitar, brass, gesek hanya senang dinikmati suaranya saja. 

Nasi sudah jadi bubur, sampai akhir hayat kemampuannya yang paling profesional adalah menulis. Tulisan-tulisannya dikenal. Salah satu penulis yang handal dalam cerita bertutur. Tulisan pendek dan padat memberi banyak inspirasi bagi pembacanya.  Ada bukunya yang terakhir, sudah jadi tapi belum sempat dia liat, sudah pindah ke alam lain. 

"Are you going away with no word of farewell
Will there be not a trace left behind
Well, I could've loved you better, didn't mean to be unkind
You know that was the last thing on my mind"

Kami menyanyi lagu Nana Mouskouri di udara sejuk Ranupani, di kaki gunung Semeru, Jawa Timur

No comments:

Post a Comment