""Masa depan Mekarsari ada di tangan anda." Sayup sayup suara pidato entahsiapa itu, tak kelihatan dari tempatku berdiri. Makin lama makin keras, mengulang kalimat yang sama. Ada apa ini? Ada peristiwa apa?
Akhirnya keliahatan dua mobil bak terbuka. Yang depan ada dua lelaki berpeci dan dua perempuan berjilbab, yang belakang kumpulan orang orang lelaki perempuan yang duduk di pinggiran bak mobil. Salah satu lelaki itu yang berpidato.
“minggu depan ada pemilihan Lurah.”
“O, pantes, rame banget suara keras pake speaker besar. Dijamin satu RT bakalan denger."
Sudah lebih tiga kali kata kata itu berulang disebut. Untuk meyakinkan juru kampanye pake kata "camkan", lalu diikuti kalimat ingat pesan ini. Simpan dan resapkan dalam hati. Keluarkan pada saat yang tepat. Pilih nomor tiga dan salam tiga jari. Jangan salah pilih. Jangan salah coblos. pilih yang amanah, pilih yang cinta sama rakyat, pilih yang mengutamakan kepentingan rakyat. Sampaikan aspirasi anda. Sampai bertemu di peristiwa penting bagi masa depan desa kita.
Lalu iringan mobil bak itu bergerak, sambil terus berpidato, rombongan berlalu dari hadapan orang orang yang berdiri berderet di pinggir jalan. Mereka yang di atas bak mengacungkan tiga jari, berlalu dari tempat ini. “Mereka pindah ke rt berikutnya, pokoknya keliling kampong” kata orang di sebelah.
“Kemarin lebih ramai, seperti pawai. Ceritanya juga sama, amanah, mengabdi rakyat, pokoknya pidato yang membuat rakyat tertarik.”
“nanti juga lupa setelah jadi lurah” kata seorang ibu sambil ketawa.
Semoga yang dijanjikan bisa diwujudkan. Pokok kampanye, isi pidato dan ritme bekerja selayaknya sama dan sebangun. Jangan lagi terjadi masa depan desa hanya sebatas di tangan elite, bukan di tangan rakyat seperti janji kampanye.
No comments:
Post a Comment