Sunday, 8 March 2020

Indonesia menang telak

Jacob menggiring bola, masuk jantung pertahanan musuh, kotak katik, mencari kawan di sana, ah terlampau lama menggoreng keburu dicocor lawan. Kali ini gagal serangan, demikian Komentator Sambas, suaranya bergetar, saat kegagalan serangan.  Gaya suara ketahuan kalau terdengar sedih dan gembira. Gaya yang selalu memberi semangat pada pemain dan minta doa kepada seluruh penonton di tanah air

Lagi komentarnya "Bola melambung dari tendangan penjaga gawang lawan, langsung mendarat dikuasai kembali. Kali ini dari sayap kiri, Kadir berlari kencang, masuk daerah kota pinalti, umpan lambung, Soetjipto Soentoro berdiri bebas langsung menyundul, dan gol." Stadion berkapasitas seratus ribu langsung sunyi. Tak habis pikir tim nya harus menerima kebobolan demi kebobolan. Hanya suara Sambas yang terdengar keras dan tegas. 

Seperti tak percaya ketika pluit ditiup panjang tiga kali, tanda akhir pertandingan. Kita menang telak 5-0 atas kesebelasan Inggeris Raya. Prestasi yang luar biasa dari tim kita. Kerja keras, disiplin, kerjasama tim, Ausdauer menyatu menjadi satu ditunjang strategi menyerang cepat gaya Inggeris dan pertahanan mengadopsi gaya catenaccio Italia. Bagi tim kita pertandingan final ini harus total football. Beneran total, nggak boleh mikir lainnya, but football. 

Supporter kita paling banyak sepuluh deret bangku di stadion wembley, lainnya supporter tuan rumah. Kebanyakan pelajar yang sekolah di Inggeris dan sebagian Eropa,  ada dari London, Liverpool,Manchester. 
Berita dari koran setempat, personel the beatles dan Rolling Stones menyaksikan di antara ribuan  penonton. 

Televisi Inggeris menayangkan siaran langsung ke seluruh dunia. Ini partai final. Partai neraka kata komentator sepakbola. Beberapa pemain Inggeris diwawancara, kaptennya. David Beckham, pemain kawakan  Gery Lineker dan Steven Gerrard

Saat haru ketika kapten kesebelasan Soetjipto Suntoro menerima piala dunia dari Presiden FIFA,   Edson Arantes do Nascimento atau lebih terkenal dengan nama PelĂ©. Siapa yang tak kenal pemain legendaris asal Brasil itu, yang jadi warga kehormatan dunia karena kakinya yang membawa Brazil juara dunia tiga kali. 

Soetjipto Soentoro sering disebut majalah soccer sebagai Pele nya Asia, karena kemahirannya menggocek bola, apalagi di daerah kotak pinalti. Dribblingnya unpredictable, lawannya sering terkecoh, tendakan dari segala posisi seperti geledek. Pernah saking keras tendakan itu, biar bola ketangkap kiper, malah kipernya terdorong masuk gawang. Dengan tiga gol, hatrik, dia mendapat bonus piala sebagai pemain terbaik. 

Foto bersama seluruh tim mengangkat tinggi piala dunia, berlari keliling stadion lalu melambai tangan ke penonton sebelum lenyap dari pandangan. Sampai bertemu empat tahun mendatang, terbaca di billboard stadion.

No comments:

Post a Comment