Monday, 9 March 2020

Wayang Orang

Wayang Orang

Pernah membaca di Kompas.com tentang pertunjukan Wayang Orang Bharata di gedung di jalan Kalilio, sekitaran Pasar Senen, Jakarta Pusat. Penontonnya selain melepas rindu akan seni tradisional jawa yang semakin tergerus hiburan lain, juga menjadi wahana berkumpul, semacam reuni sesama penggemar seni Jawa. 

Menariknya, banyak di antara penonton yang sengaja membawa anak-anaknya. Sepertinya mau mengenalkan pada generasi mendatang mengenalkan wayang sejak usia dini.  (kompas.com minggu 1mei 2016). 

Penting gak sih mengenalkan pada anak anak sejak dini. Ya penting. Seni seperti halnya permainan tradisional amat penting bagi tumbuh kembang anak. Selain untuk rekreasi, seni yang tumbuh sebagai tradisi berfungsi untuk menanamkan nilai yang dapat menjadi pedoman adaptasi, menyiapkan anak agar dapat hidup bermasyarakat. Mengenal apa yang baik dan buruk, suci dan tak suci, menghormati dan lainnya.

Guru saya pak Jimmy, saya menyebutnya demikian, nama lengkapnya James Danandjaja, guru besar Antropologi UI mengatakan seni tradisi adalah folklore bagian dari kebudayaan, kolekfif, diwariskan turun temurun, lisan dan dengan bantuan gerakan isyarat untuk mempertegas bahasa lisan. 

Folklore bisa jadi berupa bahasa rakyat, ungkapan, cerita, musik, guyon, cerita menjelang tidur, juga yang lebih formal seperti teater. Folklore berupa kegiatan fisik yang setiap detik gerak dan ucapan mempunyai makna dan dimaknai. Seni tradisional apapun itu sama dengan memetakan jaringan simbol. Satu bagian hilang bisa jadi tak lagi punya makna. 

Sama saja kalau kita tak paham makna permainan sepak bola. Itu permainan gila, 22 orang berebut satu bola. Sudah dapat bulanya, malahan ditendang. 

Tak perlu banyak kotbah, berwacana terus menerus tanpa akhir, dan sering menggurui. Ajak anak anak mengenal seni sejak  dini, seperti yang dilakukan para penonton wayang orang di Bharata.

Foto: Mohamad Setiawan

No comments:

Post a Comment