Monday, 9 March 2020

Pekerja Komuter

Selagi nggak ada pelanggan yang datang, ngobrol dengan Denny, anak muda, Sales mobil merek Amerika di Mall besar dan eksklusf. Eksklusif karena Mall nya relative terpencil dari rute kendaraan umum.  

“Den, tinggal di mana?”

“saya kos di Pondok Indah” 

“keren dong, kos nya pondok indah.”

“Nggak om, numpang sama temen, yang nge kos di situ. Bukan pondok indah beneran om, pinggiran pondok indah.” 

Saya nggak nanya lebih lanjut, hanya menduga duga saja, mungkin di sekitaran pondok pinang dan jalan kebayoran lama. 

“lumayan lah gak jauh dari sini.” 

“iya om, nggak jauh juga dari kantor. ”

“Kalo dari rumah kejauhan. Dulu dari rumah pake (sepeda) motor, tiap hari, lama lama nggak sanggup.”

“ harus masuk kantor absen jam 8 pagi, berarti dari rumah mesti subuh.”

“emang rumah di mana Den?” 

“Di Bogor om “ 

“Kenapa nggak naik kereta aja, kan banyak kereta. Emang bogornya di mana Den?”

“Leuliwiang om, ciampea masih ke sana lagi, masih jauh. Antara Leuwiliang-leuwisadang. “

Supaya gampang memang bilang saja rumahnya di Bogor kata Denny. Padahal bogor ke rumahnya si Denny  nggak dekat. 
Saya ngangguk saja mendengar keterangan lokasi rumah Denny. Belum bisa membayangkan seberapa jauh dan seberapa susah akses kereta atau transportasi public untuk pulang pergi kantor- rumah. Menurut Denny masih dua puluan kilometer dari kota Bogor. Kalau malam katanya lebih cepat, tetapi kalau subuh, karena barengan dengan orang orang yang ke Jakarta, lebih lama, jalanan padat. 

“transport ditanggung perusahaan?”

"Nggak om, transportasi, konsumsi tanggung sendiri, makanya saya numpang saja ke tempatnya temen, irit ongkos dan tenaga.”

Bukannya promo dan menjelaskan mobil amerika, Denny malahan cerita soal pengunjung di sini.

“pengunjungnya tidak saja orang yang tinggal deket sini saja, tapi banyak dari tempat yang jauh.” Kata Denny. Katanya dalam seminggu ini calon pembeli Danny banyak yang dating dari Bogor, Tangerang dan Bekasi.

“Kemarin ada orang yang tinggalnya di Cikeas, Kota WIsata”.

Bukan Cuma Denny yang harus mondar mandir untuk bekerja di Jakarta. Pagi harus ke kantor, lalu ke tempat pameran untuk menawarkan produk barang atau jasa. Biasanya di Mall di berbagai macam lokasi di Jakarta. Beruntung kalau Mall nya dilalui oleh bis tiket murah, semacam Trans Jakarta atau Commuter line alias KRL Jabodetabek. Tak beruntung kalau tempat kerjanya beberapa kali naik kendaraan umum dengan ongkos mahal.

Belum lagi urusan makan. Para pekerja harus menghemat, sekali dua kali bisa saja makan di resto resto yang tersedia di mall. Tetapi sehari hari kebanyakan makan di kantin pegawai yang tersedia, kadang di basement, kadang di building yang berbeda. Kalau terlambat makan, makanan kantinpun sudah habis atau pilihan terbatas. Warung warung dekat situ kadang saja ada, beberapa mall saking eksklusifnya steril dari warung makanan murah. 

Begitulah bekerja di kota besar, saya percaya ahli tata kota dikerahkan bukan Cuma menata bangunan, tapi juga menata akses bagi warga dan pekerjanya, termasuk urusan transportasi, akomodasi dan konsumsi. Cuma solusi soal ini dari tahun ke tahun belum memberi harapan yang cerah.

No comments:

Post a Comment