Sunday, 8 March 2020

Pompa

Rumah adalah kebijakan penting pemerintah. Setiap warga negera harus mempunyai rumah. Ingat motto kita sandang pangan dan papan. Sandang Pangan terpenuhi, maka Papan (rumah) pun harus pula terpenuhi. 

Rumah bukan Cuma untuk warga. Pompa air juga punya rumah. Sebab pompa tak boleh kehujanan, basah. Jadi penting pompa ada rumahnya. Seperti definisi rumah, yakni untuk melindungi penghuninya dari panasnya terik matahari dan basah di musim penghujan. Ada tipe tipe rumah pompa, ada besar kecil dan sedang. Apakah rumah pompa menggunakan ukuran seperti rumah warga, seperti tipe 18, 21, 36 dan seterusnya. Kurang menyimak.

Rumah pompa mendapat perhatian akhir akhir ini, tepatnya pas masuk tahun 2020. Hari hari penuh kesibukan konsentrasi pompa. Sebab musim hujan kali ini tidak seperti biasa. Hujannya ternyata ekstrim. Dari laporan atau berita media tidak disebutkan apakah hujan itu masuk ekstrim kiri atau kanan. “hujan kali ini ekstrim, hujan yang terjadi setiap seratus tahun.” Sebagai tambahan dikatakan pula bahwa akibat hujan seratus tahunan, menyebabkan banjir ekstrim ini terjadi seribu tahunan. Demikian penjelasan petugas ronda giliran di pos ronda beberapa hari lalu. 

Ronda di kampong saya ada siklusnya, maksudnya tidak setiap malam orangnya sama. Setiap minggu ada siklus. Di kampong kami istilahnya rotasi, bergiliran ronda. Jadi ada saatnya petugas ronda tidak ronda pada waktu tertentu. Istilahnya diistirahatkan. 
Demikian pula pompa, ada giliran jaga ada giliran istirahat. Koordinator yang mengatur, dan mensepakati sampai menjadi roster yang ditempel di pintu, dinding, bahkan wc. Tidak ada excuse, saat mau BAB  di pintu masuk terpapar jadwal, pun petugas bisa liat jadwal saat nongkrong buang hajat.

Untung saja pompa punya rumah, kalo tidak bakalan kehujanan dan basah, susah berfungsi. Sebagian rumah bukan Cuma kehujanan tapi juga kebanjiran, atau istilah kampong kami, ada genangan air. Air tergenang bukan karena system pembuangan air tidak berjalan dengan baik, melainkan harus antri. Seperti diketahui, dalam tata norma antri, tidak boleh saling mendahului. Kalau dibelakang, maka tidak boleh nyelak ke depan apapun alasannya. Kampong kami memang berhasil mendidik kebudayaan antri. Tidak main main, segala ciptaan yang kuasa harus antri. Air adalah ciptaan penguasa alam. Manusia tidak bisa menciptakan air, hanya sebatas api saja. 

Untuk memastikan bahwa rumah pompa dipelihara dengan baik, maka secara siklus dilakukan audit, dicek atau pekerjaan pengecekan yang dilakukan secara rutin. Lagi lagi tidak disebutkan apakah rutin itu dilakukan tiap jam, hari, minggu atau bulan atau tahunan. Sepertinya tidak usahlah tau rinciannya. “Biarlah itu jadi tanggung jawab kami.” Kata koordinator ronda. “jika anda puas beritahu teman, jika anda kecewa beritahu kami” sebut koordinator yang kesukaan makan masakan Padang.  Intinya rumah pompa ada pekerjaan pengecekan.

Bukan Cuma rumahnya yang dicek, petugas penjaganya juga dicek. Apakah terus hadir di rumah pompa, bagaimana system giliran jaga pompa, apakah cukup jumlah orangnya, apakah perlu ditambah, kalau soal dana, tidak perlu khawatir, banyak anggaran taktis, strategis.  Anggaran bisa diambil dari sana sini. Kalau perlu anggaran pribadi bisa digelontorkan untuk memastikan system siklus ronda jaga rumah pompa berjalan dengan aman dan terkendali. 

Maju kotanya bahagia pompanya. Motto Ini harus tetap dipertahankan bahkan terus dikembangkan antisipasi memenuhi tuntutan zaman. Lega rasanya hasil survey di  sosmed katanya menunjukkan bahwa semakin kesini  semakin indah kota semakin puas warga dan terjamin berfungsinya pompa. 

Foto: Mohamad Setiawan
Pompa yang dirawat secara rutin, memastikan tidak berkarat, karet klep klep tidak bocor, tidak gembos saat dikayuh. Pompa yang setiap saat bisa dipakai baik musim hujan maupun kemarau.

No comments:

Post a Comment