Bukan kumpul di lobby Plaza Indonesia yang penting, bukan naik Trans Jakarta yang penting, bukan makan suikiauw di Mangga Besar yang penting, bukan ngopi di Kota Tua yang penting. Lalu? Ngumpul bareng, momen langka tanpa rencana sangat berharga.
"kapan lagi bisa jalan jalan kayak gini." kata temen yang domisili puluhan tahun di Perth Australia. Makanya pada telpon telponan ngajakin siapa aja yang minat.
"lu senin kemana? Kita mau jalan jalan."
"hayuuuk"
Kumpul, bikin rencana yang berubah ubah, bergantung mood. Mungkin karena sudah sering diskusi, apapun di bahas bareng. Menentukan tujuan mana lebih dulu, dibicarakan sepanjang jalan. Di lobby, di halte, bahkan di dalam bis. Walhasil pilihan makan dulu.
Duduk rileks di bangku teras depan sebuah kafe.
"gue di dalem, mau ngadem"
Panas, gerah hari itu bikin rombongan terbagi dua, yang satu tetap di teras, bebas rokok walau panas. Yang satu lagi di dalem, no smoking tapi air condition. Pilihan toh di kita.
Lama di situ. Ngobrol dari soal kamera berat berjenis dslr, kamera ringan mirrorless, kamera bekas, harga murah jadi bahasan penting.
Saling foto diri, selfie atas jasa orang lain, cegat orang minta tolong fotoin bagian dari kegiatan jalan jalan.
"gue pernah ngaudit di Mentawai. Ngeri ke sana. Ombaknya tinggi, padahal pake boat."
"zaman dulu gue pernah ke Siberut, ketemu dengan orang asli Mentawai, liat upacara adat agama, pimpinan Sikerei (dukun)."
"Nggak, itu hanya jalan jalan, bukan kerja."
"kapan kapan kita ke Gunung Padang yuk, penasaran liat situs di situ."
Cerita masa lalu, bikin ngobrol sambil ngopi dan ngebir jadi menarik, dan gak terasa sudah lepas magrib. Sayangnya sebagian harus balik rumah, takut kena macet akibat demo buruh. Sebagian besar lanjut mau makan di muara baru.
Nggak perlu jauh jalan jalan, keliling Jakarta toh bisa bikin senang. Katanya akan ada acara jalan jalan tiap dua bulan? Sekali lagi, yang penting ngumpul bareng
No comments:
Post a Comment