Bunga dan dupa ada di rumah, di jalan, trotoar, pintu gerbang, pasar, kios, toko, rasa rasanya di mana saja ditemui. Bunga dan dupa. Setiap hari di tempat yang sama, bunga dan dupa berganti yang baru. Apa ini kepercayaan Hindu atau ini adat Bali? Rasanya sulit memisahkan mana yang adat mana yang agama. Kegiatan menyajikan bunga dan dupa sudah menyatu dalam adat tradisi dan kepercayaan orang Bali. Mungkin ada mantara atau doa ketika menaro bunga dupa di tempat yang sakral.
Kebetulan melihat lebih khusus ketika mengunjungi pasar Sukowati. Jam 10 lewat sudah di sana. Termasuk telat, sudah siang menurut pendapat teman teman yang pernah kesana.
"Kalau lebih pagi lebih rame. Banyak makanan dan jajanan. Jualan kembang juga banyak dan seger" Percaya saja kata teman itu, toh belum pernah pagi pagi nongkrong di pasar yang buka jam 9. Lagi pula untuk trip kali ini hanya datang ke situ sekali saja. Sebab ada destinasi lain yang mesti dilihat mumpung di Bali. Hanya 3 malam sama maknanya dengan berpacu dalam waktu tenaga dan kocek.
Begitu masuk gerbang pasar Sukowati, bersebelaham dengan perempun, separo baya, berkebaya berkain, membawa bunga dalam wadah pincuk daun serta dupa. Sebelum menaro di gerbang, mulutnya komat kamit, merapal atau berdoa. Sebentar saja. Hanya memindahkan bunga itu dari nampan ke tempat yang tersedia di sisi gerbang. Lalu pergi. Mestinya doanya adalah ucapan syukur dan harapannya mendapat rezeki lebih baik untuk hari ini. Ini hanya dugaan saja, mengingat pasar esensinya tempat jualan.
Demikian pula yang nampak di Pasar Sukawati, pasar tradisional yang paling terkenal. Tempat belanja murah beragam kerajinan, pakaian tradisional khas Bali, celana pendek, panjang, baju dan kaos pantai, motif Bali. Katanya sih harga di sini lebih murah dibanding kios kios Nusa Dua, Kuta, Pantai Pandawa, walaupun banyak sanggahan soal perbandingan harga.
"Di Bali, di mana saja, harganya sama saja, bergantung kepandaian menawar." Memang jangan heran kalau ada wisatawan yang beli barang yang sama di Kuta lebih murah daripada di Sukowati.
Kabarnya para pedagang di kios atau pasar tradisional merasa terancam dengan adanya mall atau Toko Super Besar yang menjual produk tradisional dengan harga fixed dan lebih murah. Tantang bagi para pedagang tradisional, terutama di Sukowati. Jangan jangan akan lebih sering bunga dan dupa serta rapalan doa dilakukan untuk menghadapi saingan modal kuat.
No comments:
Post a Comment