Teater Drama bantuan bencana
Penampilan teater di sebuah desa. Kisah bertema bantuan kemanusiaan ditampilkan oleh kelompok teater desa. Dan bagus, sebab memuat tentang kritik kritik yang ditujukan dari perangkat desa. Penumpukan bantuan, lambannya distribusi bahan kritik. Pengaturan jadwal, siapa dapat apa dan seterusnya menjadi bahan olok olok dalam kisah itu.
Kisah sandiwara itu mempertanyakan kenapa bantuan belum datang, kapan datang, dimana, siapa saja yang dapat dan seterusnya. Terjadi ketegangan Peran peran yang dimainkan dalam sandiwara adalah mengcopy dari yang asli. Peran Kepala desa yang harus kerja keras, tapi juga bingung, stress, karena harus tanggungjawab pada besarnya bantuan yang mengalir bagai tak henti. Para perangkat desa yang tanggungjawab pada bagian bagian tertentu juga demikian. Peran tokoh masyarakat yang kadang membantu tapi tak jarang mengkritik, para pemuda yang tak sabar menunggu dan mengajak memimpin demo “tolak kepempimpinan kepala desa yang dinilai curang, tak jujur, tak adil, dan segala macam yang negatif.
Apa yang terjadi bila kritik dan gerakan demo pada kenyataan? Saya tak dapat membayangkan kecuali terjadi chaos, bakalan polisi dan tentara turun tangan untuk menertibkan. Ini yang membuat saya berpikir bahwa teater itu berfungsi mengekspresikan tindakan perilaku dalam sebuah sandiwara. untuk menjaga ketertiban. Peran yang dimainkan adalah ekspresi dari kenyataan, semua tahu dan bahkan kepala desa tahu cerita dan ekspresi teater itu.
Drama di teater itu membuat sinopsis babak pertama, kekacauan bencana di mana mana, semrawutnya warga yang tak sabar mendapat jatah bantuan, pengaturan bantuan yang harus belajar, sampai pada akhirnya belajar bersama dan belajar sambil berpraktek sebagai pengalaman pertama, akhirnya ada perdamaian dan kebahagiaan.
Ingat drama sosial, beberapa ahli antropologi bilang drama (atau ritual) itu penting untuk tempat mengekspresikan ketegangan yang sulit dilakukan dalam realitas. Dengan drama teater orang-orang meniru kenyataan dan membuat setting pada sandiwara dengan peran peran dan bahkan menciptakan lakon. Dengan teater semua belajar peran dan menciptakan perannya. Dengan mirorring kenyataan itu teater menjaga ketertiban sosial. Kalau ahli antropologi yang lain mengatakan bahwa apa yang terasa taboo, atau tak senonoh pada realitas, menjadi tindakan yang bisa terjadi di teater atau sandiwara. Karenanya banyak yang mengatakan fungsi utama dari teater adalah anti struktur.
No comments:
Post a Comment