“Kreatif dan inovatif menggelar baca puisi untuk menggali atau eksplorasi perasaan.” Ini komentar beberapa teman psikolog dan sastrawan.
Kamis Kliwon, menjelang jumat legi, saat fase purnama tanggal 21 Maret 2019 tahun masehi, digelar Malam Puisi, di Rumah Kencana desa Karavana dibuat bertepatan waktu dengan hari Puisi sedunia. Satu per satu tampil diiringi petikan gitar sebagai latar belakang.
Dengan suara bergetar remaja lelaki menyampaikan puisinya mewakili suara para remaja desa Karavana buat Yayasan IBU. Dara, remaja berhijab bergaya duduk tak mengurangi bobot suara yang berat makin lama makin melengking mengikuti visi puisinya. Gita, remaja perempuan lainnya mengekspresikan perasaannya melalui puisi indah bercerita tentang ketakutannya kehilangan orang yang amat sangat dikasihi.
Eksplorasi perasaan ternyata bisa melalui media puisi. Tidak selalu harus dengan konseling. Barangkali ke depan perlu dikembangkan metode ini secara lebih serius.Paska bencana adalah fase di mana anak dan remaja membutuhkan ruang-ruang eskplorasi emosi. Kalau shock dan stress atau galau akibat bencana menjadi perhatian, maka suka tak suka metode psikososial harus lebih kreatif dan inovatif. Disain Rumah Kencana sebagai salah satu ciri khas IBU makin lama makin penting untuk disempurnakan. Jangan khawatir, beberapa anggota tim kita punya keahlian soal puisi. Hanya perlu menempatkan karya sastra itu tidak sekedar teks, tapi juga konteks.
No comments:
Post a Comment