Monday, 17 June 2019

Karawana Berlomba

Karawana Berlomba
oleh
Tito Panggabean
Wawan Kurniawansyah

Jum’at sore (4/1) di Desa Karawana Kabupaten Sigi merupakan hari pembukaan lomba. Dengan tema “Karawana Berlomba” IBU Foundatiom bersama pemuda, remaja, perangkat desa dan komunitas umumnya mengadakan kegiatan lomba yang  bertujuan untuk  mengembalikkan keceriaan dan harapan masyarakat akibat bencana gempa dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 lalu.
Tentu masih terngiang dalam ingatan kita, gempa  dengan 7,5 skala ritcher dan diikuti tsunami serta likuifaksi mengakibatkan kondisi ekonomi, kondisi  psikososial  Sulawesi Tengah, khususnya daerah Kabupaten Sigi dalam kondisi yang memprihatinkan. Lomba yang rencana pelaksanaanya mulai 4-13 Januari ini bukanlah lomba yang “spektakular”. Namun harapannya dengan adanya kegiatan lomba ini yang sebelumnya telah biasa dilaksanakan masyarakat Desa Karawana ketika memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia setiap  17 Agustus untuk mengembalikkan kehidupan masyarakat Desa Karawana seperti sebelum  adanya bencana terjadi.
Adapun jenis lomba yang akan dilaksanakkan diantaranya lomba makan kerupuk, teknisnya kerupuk  yang telah  digantung  tali raffia peserta  harus memakannya sampai habis tanpa bantuan tangan. Ada juga lomba tarik tambang bertujuan membangun kerjasama antar peserta. Pertandingan bola volley antar dusun yang merupakan lomba yang paling popular di situ. Lomba balap karung dan balap kelereng.
Sekretaris Desa Karawana membuka kegiatan lomba. Dalam pidatonya beliau menyebut bahwa lomba ini bukanlah untuk mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah. Lomba ini bertujuan membuat masyarakat desa Karawana kembali memiliki rasa percaya diri, setelah terjadi bencana yang membuat  trauma, cemas, dan lainnya yang berhubungan dengan gejala psikologis seseorang. Lomba ini difasilitasi atas kerjasama IBU Foundation dan masyarakat desa Karawana. Selain lomba, ada juga kegiatan untuk meningkatkan keyakinan dan memohon kekuatan untuk dijauhkan dari musibah. Dimana anak-anak, remaja dan para orang tua diingatkan kembali akan kekuasaan Ilahi melalui kegiatan pengajian dan  tausyiah-tausyiah agama. Dzikir dan doa bersamapun selalu dilakukan untuk memohon ampun kepada-Nya.
Sore itu, terlihat tawa riang anak-anak, saling pengertian para remaja dalam acara perlombaan setidaknya memberi penyejuk bagi mereka yang terus menerus ditimpa rasa cemas dan khawatir. Semoga dengan adanya kegiatan psikososial ini dapat mengembalikan rasa percaya diri pada anak-anak, remaja, dan para keluarga yang tertimpa bencana dan harapan baik itu tetap tumbuh dan nyata. Arah ke sana sudah nampak. Harapan masyarakat desa Karawana untuk kembali ke kondisi normal mulai terasa. Tiga pilar kebutuhan dasar perlahan bisa terpenuhi; Pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Seperti  anak- anak usia sekolah kembali aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kegiatan  jual beli kembali hidup, pasar mulai ramai, dan balai pengobatan dan klinik berjalan kembali.

No comments:

Post a Comment