Bunyi jam tangan
Ini cerita pengalaman kawan saya namanya Lili, dia menceritakan suatu malam yang menegangkan. Ceritanya demikian, waktu itu hujan lebat disertai angin kenceng, dia terpaksa berteduh di gerai mini market di dekat kantornya. Kantornya sudah tutup, OB yang terakhir harus lebih cepat pulang sebab tidak ada yang mengawani isterinya yang baru saja melahirkan, sementara rumahnya jauh.
Kawanku yang harus berteduh di mini market itu berulang kali kirim pesan taksi online tapi tak ada respons, ada satu dua tapi direspons dengan pembatalan. Baru beberapa menit kemudian ada berita masuk yang bunyinya segera mengarah ke sana dalam tempo lima menit.
Syukur akhirnya bisa dapat transport ke rumah. Tak lama, menuru kawanku taksi online itu sudah tiba kurang dari lima menit.
Taksi langsung memarkir di tempat kosong di parkir lodge area mini market. Kawanku hanya menunggu saja, belum mau masuk taksi itu, dia periksa dari luar lebih dahulu keadaan taksi dan juga menunggu sopirnya keluar mobil.
"malam bu" kata supir sambil keluar dari pintu driver sebelah sana.
"ada barang lainnya?" kata sopir ramah
"Nggak ada...," nampaknya aman, dalam bathin kawanku
"...ayo pak, sudah malam banget, langsung aja" seru kawanku ke sopir taksi yang masih berdiri di sini taksinya.
"Siyap bu.." segera sopir kembali masuk, kawanku duduk di belakang di sebelah kiri taksi , memperhatikan interior taksi yang tidak biasanya rada mewah, dan berbau wangi, seperti disemprot parfume Chanel no.5 import yang mahal. Hebat taksi ini bikin konsumen jadi lebih betah dan mungkin jadi terlena nyaman.
"Ingat ya Li, jangan sembarangan naik taksi, udah banyak korbannya.." kawanku barusan balas wa dari yang aku tanya soal keamanan dan kenyamanan taksi. Wa itu memmbuatku jadi waspada, semula ambil ancang ancang mau tidur di taksi jadi batal. Gimana nggak, sahabat kawanku itu yang juga pekerja dan sering pulang malam. Pesannya pasti mengandung kebenaran yang seratus persen.
"Menurut berita taksinya bukan mobil kebanyakan.." tiba tiba semua nasihat sahabatnya muncul di kepala kawanku itu. Segera dia melihat keliling interior taksi itu. Kelihatan dalamnya mewah, ada dua tempat tissue dan hand sanitizer. Tak sabar dia tanya ke sopir taksi
"ini mobil merek apa pak?"
"...ooo Ini mobil buatan Eropa bu...Iya jarang dipake buat taksi bu...saya sebenarnya iseng saja membawa taksi online... " Tiba tiba dia membelokkan pembicaraan
"...ibu kok nggak ada yang jemput?...suaminya gak bisa jemput..? " si sopir lalu menyebut kemungkinan beberapa alasan dugaan sesuai dengan logikanya kenapa nggak dijemput. Caranya berbicara hangat dan sangat sopan, sehinga melihat cara bicara dan suaranya yang rama kawanku itu berangsur menurun kadar ketegangannya.
Peringatan dari sahabatnya itu yang membuat kawanku itu walau mulai tak tegang tetap siap siaga satu, kalau saja ada terjadi sesuatu dia sudah siap. Sopir taksi itu cerita terus sepanjang perjalanan mulai dari awal dia bawa taksi online, sampai terakhir putus dengan pacarnya yang membuatnya sedih.
Kawanku ini pura pura mendengar antusias padahal dia sedang menunggu berita wa dari sahabatnya. Syukurlah sudah mulai memasuki wilayah perumahannya,
Sambil kemudian memberi instruksi sopir taksi "Belok kanan pak, terus sedikit nanti ada gardu ronda, saya berenti di situ saja"
Baik bu, pelan sedikit ya bu...nggak keliatan pinggirnya takut nyemplung got.
Ting ting..ting wa dari sahabatnya masuk. Menurut kabar predator yang menjadi supir taksi itu menggunakan jam tangan...coba liat pergelangan tangannya.."
"..Gimana mau liat...bentar nanti aku wa, kawanku itu langsung wa ke sahabatnya
"..iya dia pake jaam tangan yang ukurannya besar..." Kawanku itu langsung melihat jam tangan di pergelangan lengan kiri sopir ketika sopir itu membelok ke kanan.
Iya kembali wa ke sahabatnya
"...jam itu ukurannya rada lebih besar dari rata rata..."
"... Nanti dengarkan bunyi nada jam si sopir itu aneh, nggak seperti biasa.."
"...Nadanya seperti apa...? " kawanku di dalam taksi penasaran sekaligus jadi tegang kembali. Matanya terus menatap ke gelagat sopir taksi.
Tak lama masuk berita wa, nadanya seperti suara harimau mengaum yang merintih...ehmmm pokoknya aneh...kalo ada suara harimau langsung aja kabur. begitu instruksi wa ..! waduh gimana mau kabur masih dalam taksi yang berjalan.
Kawanku makin tegang " kok bikin serem aja katanya dalam hati sambil mata terus menatap ke depan, sampai akhirnya dia ambil keputusan.
"Pak... saya turun di sini saja.." dengan nada setengah teriak yang membuat supir taksi agak terkejut.
"Lho nggak mau sampe rumah.."
...Nggak usah...di sini aja, nanti saya naik ojek di situ aja kata kawanku yang sudah keburu ketakutan lalu cari alasan bahwa jalan masuk rumahnya agak sempit."
"...Baik bu, tapi masih hujan.."
"...Ya gak apa bukain, aja saya bawa payung kok...Ini simpan aja kembaliannya..."
"..Terima kasih bu..."
"Lho ini kok pintunya ke kunci sih.. kawanku mencoba mengungkit tombol skaligus mendorong pintunya..tetap nggak bisa terbuka.
"Pak ayo buka pintunya,,,saya turun sini saja.." Kata kawanku mulai kedengaran suaranya panik dengan nada meninggi.
"..O maaf masih kekunci bu..."
Buru buru kawanku turun, di luar masih hujan deres, dia belum sempat buka payung.
Baru separo kakinya keluar kawanku masih mendengar suara auman harimau yang merintih berulang ulang dalam taksi itu, pas jam 21.00
Kawanku keluar dari taksi tanpa menutup pintu langsung lari terbirit ke arah pos ronda.
No comments:
Post a Comment