Bos dan Bos Besar
Sjahroni yang beken karena racikan ketupat sayurnya, buka suara. Dia nggak tahan soalnya selama ini income dari ketupat sayur yang selama ini dianggap rasanya pas di lidah pelanggan, tidak mengalami kemajuan dalam tiga bulan terakhir.
Pelanggan Sjahroni dari kawasan gang Betet sampe gang Swadaya mulai meninggalkan ketupat sayur Sjahroni. Padahal rasanya tidak pernah berubah.
Tapi kok Bisnis jualan ketupat sayur stagnan, malahan cenderung merugi dari bulan ke bulan. Supaya jangan meluncur turun terus, dia mengusulkan rapat pemegang saham.
Pendek kata, berlangsung rapat, mengevaluasi dari segi finance, administrasi, sampai soal politik pasar. Intinya ketemu problemnya. Rupanya bos dan kelompok dan kliknya sudah merasa kuat terus mau melepaskan diri dari bos besar karena merasa punya partner yang qualified.
Ternyata bos blunder.
Jadi suka gak suka Bosnya harus gerak diplomasi mendekat dan istilahnya "baek baekin" bos besar.
Di depan Bos besar, bos terus terang cerita bahwa penghasilannya jadi menurun sejak ngajak temennya dagang ketupat. Semula dia pikir temennya pengalaman jualan ketupat sayur, tau cara cara jualan trik trik kapan keliling kapan mangkal. Bos kasihan sekaligus kemakan dengan penampilan kawannya itu. Cara dia bicara menarik hati bisa cerita dari hulu sampai hilir, sekaligus bisa membuat orang yang melihatnya jatuh hati bangga salut sekaligus jatuh kasihan. Seperti apa perasaan campur aduk itu, hanya bos yang tau.
Pokoknya hasil ngobrol dengan temannya itu, bos langsung ngajak join "lu dagang ketupat sayur aja, biar gw modalin. Inget ya prinsipnya kerjasama ini harus saling menguntungkan. Begitu proses awal kawan atau partner bos masuk dalam jaringan. Begitu yang diceritakan oleh bos ke saya sebagai anak buah kepercayaan.
Dari Hari ke hari orang itu bukannya rajin dagang mendapat omzet yang meningkat, eh malahan menjadi zero. Bisa ditebak kawannya itu berujung bikin masalah, utang sana sini, alesannya butuh dana segar. Orang itu bolak balik kasih alesan klasik, tapi karena pinter ngomong orang masih aja ada yang percaya.
suatu hari orang itu malahan keliling area yang bukan wilayahnya.
" Kok lu di situ sih, kan itu udah punyanya orang lain?"
selidik punya selidik ternyata orang itu gak berani lewat di gang gang yang biasa dia lewatin. Orang2 di situ udah gedeg soalnya utang menumpuk belom dibayar, makanya nggak berani.
Melihat gelagat itu maka bos menarik kesimpulan, menurutnya partner itu "sudah gak bisa diselametin biar di cak kayak gimana gak bakal bisa, udah jeblog" begitu kata sjahroni yang persis mengutip cerita bos.
Sjahroni belum tau hasil ketemuan bosnya dengan bos besar, tapi nampak sudah ada gelagat bos besar nggak sreg. "terus terang kalo obrolan kelas tinggi saya nyerah. Kadang dibilang A, eh jadinya B, mending tunggu aja hasilnya.." begitu kata Sjahroni. Yang dia tau, Bos malahan kena semprot, "kalo bikin strategi jualan jangan belagu. Apalagi sok sokan mau nolong orang. buktinya yang mau ditolong malah ngemplang. Bukannya ngangkat nama bos malah njrumusin..." Begitu kata Sjahroni meniru cerita bosnya.
Bos nya percaya sekali Sjahroni nggak bakalan bicara apa yang offrecord dan yang bebas. Katanya saat itu Bos jadi uring uringan dagangan partai besar nggak laku, hubungan dengan suplayer yang biasanya enak, jadi kaku, barang permintaan makin lama makin berkurang, sampai satu titik malahan permintaan barang mandeg, ada seribu satu alasan.
Bos sepertinya kapok, dia nggak berani lagi sok sok jalan sendiri. Kata Sjahroni menutup cerita.
No comments:
Post a Comment