Anastasia Lotte Soeharsasi
Hari Senin tanggal 2Januari pukul 6.00, ibu saya meninggal dunia. Dia orang Jawa, lahir di Trenggalek 93 tahun 3bulan dan 16hari yang lalu.
Dia menikah dengan orang batak, perwira Angkatan Laut, bermarga panggabean keturunan nomor 15. Perkawinan berlangsung pada tahun 1953 di Surabaya dengan tatacara nasional.
Setelah menikah dia ikut suami ke Belawan, tinggal di pangkalan angkatan laut di Sumatra Utara.
Ketika itu, barangkali gagasan para orangtua marga panggabean dan siahaan mereka dua kelompok itu sepakat menguatkan tali perkawinan bapak dan ibu secara adat batak. Ibu saya tidak banyak mengerti adat Batak, mungkin waktu itu dipikirnya tata cara adat sebatas upacara perkawinan. Sejak itu ibu saya mulai belajar menjadi bagian dari kebudayaan batak.
Dia dijadikan boru Siahaan, seperti kebiasaan adat batak, dia menjadi marga ibu dari suami. Dia diambil keluarga Siahaan, pendeta terpandang di Sidikalang, ito dari mertuanya.
Sejak menjadi boru Siahaan, jabatan itu disandangnya sepanjang hidupnya. Setiap kali ada acara Siahaan, keluarga panggabean seketurunan, menjadi bagian dari Siahaan. Bagi panggabean, marga Siahaan adalah hula hulanya dan sekaligus tulangnya
Di tanggal 3Januari, keluarga marga Siahaan datang, dia yang menyelimuti ibu saya di peti dengan ulos saput, Ulos Saput adalah ulos yang akan diberikan Tulang (Saudara laki-laki ibu) untuk terakhir kalinya.
Sejak ibu saya menjadi bagian dari kebudayaan Batak, dia terikat pada ikatan Dalihan Na Tolu atau Tungku Nan Tiga yang menjadi kerangka pengaturan hubungan-hubungan kerabat darah dan hubungan perkawinan yang mengikat.
Ikatan Dalihan Na Tolu terwujud jelas pada upacara kematian ibu saya yang berjalan dengan lancar sesuai fungsinya. Di upacara itu hadir tiga unsur “Tungku Nan Tiga”, tiga tiang penopang yang terdiri dari Hula-hula (marga siahaan), Dongan tubu (marga panggabean) dan Boru (marga marga yang menikahi boru panggabean. Ito ito atau kakak beradik kandung aku menikah marga asal jawa dan flores).
Selamat jalan mami, oppung ganesha boru, sampai nanti kita jumpa lagi.
Credit Foto: Prima Yuri/ bere (anak dari itoku paling tua)
No comments:
Post a Comment