Majapahit
Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit terjadi ketika rajanya Hayam Wuruk dan patihnya Gajahmada.
Kehebatan Gajahmada dan Hayam Wuruk diabadikan oleh rakyat Jakarta pada nama jalan kira kira dari stasiun kota sampai perapatan Harmoni. Jalan lurus paralel dengan kanal sungai ciliwung. Cukup panjang, dan sepanjang kiri kanannya deretan lokasi perdagangan. Dagang serba ada berupa barang dan jasa yang jasmani maupun rohani.
Kerajaan Majapahit yang menjadi ikon persatuan dan kesatuan Indonesia tidak terlalu menonjol. Majapahit diabadikan menjadi nama jalan dari monas sampai perapatan harmoni. Bukan jalan yang panjang dan bukan pula jalan yang popular.
Orang Jakarta lebih kenal Harmoni daripada Majapahit. Harmoni atau Sosietiet De Harmonie. Gedung dipojokan jalan itu tempat kumpul kaum sosialita Belanda di Batavia. Biar gedungnya sudah nggak ada, tempat dan kawasan itu tetap disebut Harmoni.
Majapahit nggak ada tempatnya atau gedungnya. Kecuali disitu ada apotik Radja Farma (sekarang menjadi Kimia Farma) dan distributor Mesin Jahit Singer.
Telor Asin
Telur Asin di Warteg Pak Tarno sudah beken turun temurun. Kalo Wartegnya standar saja, penyajian menu tak lebih dan tak kurang seperti kebanyakan warteg.
Warteg sederhana dengan ventilasi jaring kawat supaya orang makan dalam warteg itu nggak gerah. Dengan korden kembang kembang warna cerah untuk menutupi orang yang makan dalam warteg.
Sepertinya orang yang makan di warteg juga sadar, sehabis makan langsung keluar, terutama jam padat, alias waktu makan siang. Gantian. Lagi pula kelamaan di dalam warung bisa sesek napas plus keringatan.
“Telur asin kami dinilai pelanggan yang terbaik.....saya bukan sombong tapi itu komentar orang yang pernah makan telor asin di warteg kami.
" Bagian kuning telur berwarna jingga kemerahan, kering, tidak amis. " Sambung pak Tarno. Ini menandakan telor asin itu kualitas baik.
"Saya orang Brebes, walau bukan dari keluarga pembuat telor asin, tapi saya bergaul sejak kecil dengan tetangga pembuat telor asin. Jadi paham mana telor asin bagus dan mana yang jelek."
Brebes memang dikenal sebagai penghasil telur asin paling top di negeri ini. Menurut Tarno, di Brebes banyak pembuat telor asin, tapi rasa dan kualitasnya beda beda. Telur asin di sini buatan mertua yang sudah bertahun tahun menekuni pekerjaan buat telor asin. Mertuanya belajar dari keluarga Tionghoa penghasil telor asin.
Oleh pengusaha telor asin Tionghoa itu, mertuanya disuruh buka usaha sendiri. Ternyata berhasil. Banyak orang kampungnya bilang telor asin mertuanya enak. Karena sudah teruji, Tarno tidak ragu menjadikan telor asin bagian dari menu wartegnya. Bahkan katanya, banyak pelanggan warteg yang selalu menjadikan telor asin menu utama makan siang. Disebutkan juga ada pula pelanggan yang hanya khusus makan nasi pake telor asin dan kecap manis, tambah embel embel cabe rawit.
Usaha sampingan Tarno, jualan telor asin, katering, makanan pesta, kendurian, apa saja dilakoni. Jangkauan bisnisnnya sementara ini masih sebatas kampung dan kompleks sebelah, kelak akan merambah kompleks lain.
Buat Visi misi memang nggak harus sekolah tinggi. Tarno sekolah dasar nggak tamat, kalau bicara roadmap telor asin dan wartegnya, bisa jelas tegas terukur.
Dulu kedinginan pake sweater pacar rasanya deg deg srrreng sreeeng.
Sekarang pake sweater isteri rasanya hangat aman dan nyaman
Ekonomi Saat Covid 19
Hampir seluruh Warteg, warung N2U alias Nasi Uduk, Nasi Ulam, Kios Kelontong, distributor eceran gas dan air mineral di pusat bisnis Kalimanggis yang berada di jalan Pringgodani mulai memanfaatkan pelayanan online.
Penjualan tidak lagi sebatas makan di tempat dan take away, atau harus susah payah ambil tukar gas dan galon, tapi juga membuka jalur baru secara online. Para pebisnis percaya, zaman sekarang semua orang sudah menggenggam android.
Dengan memberi informasi online, konsumen lebih mudah menjangkau menu yang disukai dan hanya duduk manis, makanan dan kebutuhan rumahtangga lain diantar sampai tempat tujuan.
Bukan cuma makanan dan kebutuhan rumahtangga, jamu gendong tak mau ketinggalan. Konsumen diberi alternatif jamu saset yang mudah praktis bisa langsung minum, atau beli kemasannya dan diminum kemudian. Alternatif lain jamu racikan sendiri. bukan saset, dibuat sendiri oleh para penjual jamu yang sekaligus peramu jamu. Bisa langsung diminum atau bisa dibeli dalam bentuk botolan. Hanya diingatkan bahwa racikan itu tak tahan lama. Dua alternatif itu dijual secara online, dan menunjukan grafik yang meningkat.
Ini metode jemput bola, metode kreatif yang sudah membudaya di lingkungan bisnis moderen. Konsumen adalah raja dalam arti harus dilayani sampai di istananya. Sejauh ini cara jemput bola mampu mendongkrak peningkatan omzet. Bisnis konvensional makin ditinggal. Mindset pelaku ekonomi sekarang beda dengan pendahulunya.
Fintech dikelola secara arisan dan simpan pinjam online. Gagasannya kuno tapi kemasannya kekinian. Kapital akumulasi melalui arisan dan simpan pinjam memanfaatkan teknologi dunia maya dengan sistem aturan yang ketat. Sampai sekarang masih berjalan dan kedepannya akan banyak membantu pengusaha dalam hal dana segar untuk memperluas jangkauan bisnisnya.
Wabah Covid 19 tak mengurangi gairah pelaku bisnis di Kampung Kalimanggis, Seiring dengan pelakunya, yang melihat peluang di sektor makanan, minuman dan jasa lainya secara online. Komunikasi informasi online justru akan meningkat di tahun ini dan mendatang.
Pengamat ekonomi antropologi substantivis mengatakan jangan sampai lupa isi pulsa kalau nggak mau ketinggalan berita terkini.
Masbin
Bintoro biasa dipanggil Masbin. Dia senang julukan itu, daripada nama Bintoro. Bintoro nama kuno. Kalau Masbin lebih up to date, seperti Masbro, atau seperti owner radio Elshinta, MasYos. Gaul banget, akrab tapi tetap terhormat. Apalagi yang manggil cewek cewek di situ, terasa lebih manja.
Wajahnya mengingatkan bintang filem Hollywood, Brad Pitt. Hanya beda di warna rambut. Mas Bintoro berkumis, seperti kumis Walikota Solo, gagah seperti Gatot Kaca.
Mas Bintoro ini bukan orang sembarangan. Dia tokoh pemuda yang sukses, punya toko bangunan, bisnis Pecel Pincuk, dan aneka jajanan Jawa Timuran. Kabarnya juga invest suplier beras di daerah lumbung beras besar di indonesia.
Masbin menggagas kebersihan lingkungan kampung. Ada beberapa programnya yang langsung seperti menyediakan bak sampah, gerobak dan memberi tambahan penghasilan untuk petugas rutin aplusan. Pembuatan pupuk dari sampah organik dan pengumpulan sampah plastik untuk dijual ke lapak.
Masbin mengorganisir sanggar seni dari tari, teater, musik. Latihan rutin di rumahnya yang diubah jadi sanggar. Beberapa kali tampil seni drama dalam acara PKK. Terakhir menampilkan kisah bantuan sosial dalam rangka covid.
Sosialisasi seperti drama, teater musik paling bagus daripada workshop di ruang serba guna. Kata Pak Lurah. Ia seratus persen mendukung tampilan semacam ini. Sekarang tampilannya direkam, lalu bisa ditonton di android masing masing warga. Efektif efisien.
Sanggar masbi minggu ini sedang sibuk, anak anak orangtua, laki perempua mondar mandir di sore hari. Pasti akan ada atraksi dalam waktu dekat. Mari kita tunggu.
Din lagi apa?
Lagi bengong
Lama nggak jalan jalan lagi ya Din. Ini gara gara wabah jadi ngeri keluar rumah.
Kalo mau beli sesuatu online aja Li! Udah zamannya online.
Gw gak pengen beli, gw pengen keluar rumah.
O iya ya. Proyek jalan jalan kita jadi macet.
Tapi kita kok wa an ya, kenapa nggak video call jadi bisa liat muka.
Loh emang muka lu beda dengan tiga bulan lalu?
Ah elu Din. Iya juga ngapain video call nggak penting. Mending wa an melatih jari menata kata.
Eh Din, lu udah nonton filem Cleopatra?
Lah itu bukannya filem lama?
Masa sih Din?
Iyalah. Gw lupa bintangnya siapa aja, tapi zaman dulu filem itu terkenal.
Mending nonton ballet the swan lake main ntar malem. Itu ballet bagus banget. Rugi lu kalo nggak nonton.
Gw gak demen ballet, kalo opera gw suka. Sayang di sini opera nggak laku, jadi jarang jadi tontonan berbayar.
Orang sini seneng opera van java ya?
Dialog makin lama makin rumit, pembahasanya makin ngalor ngidul, dari filsafat sampai ilmu pengetahuan, dari cerita santet sampai perangkat alat ritual. Terpaksa dialog tidak ditampilkan sebab mengandung unsur sara.
Jajang dan Wawan kakak beradik asal Ujung Genteng, Sukabumi adalah pebisnis handal. Mereka tukang kayu, ahli buat segala peralatan berbahan kayu. Bahan kayu jati bekas bisa disulap jadi lemari pakaian, nakas, kaca rias, rak tempat peralatan mandi. Apalagi kalau bahan kayu jati yang bukan bekas, alias asli dari gelondongan.
Dari bisnis furniture lalu berkembang pesat punya cabang toko aksesoris, lalu investasi pada bisnis kuliner, makin berkembang ekspansi pada bisnis restoran tradisioanl sunda dan hotel resort dengan suasana pasundan, lengkap dengan irama musik bambu yang mendayu dayu.
Belum puas dengan bisnis lokal nasional, Jajang dan Wawan go internasional. Kerjasama dengan rekan bisnis yang sudah pengalaman internasional, pengusaha kondang asal Amerika kelahiran Sumatra. Marihot. Mereka mendisain hotel resort dan yang berkaitan dengan itu untuk wisata sekaligus untuk tempat rapat eksekutif dan seminar. Investasi di mana mana, dari Bali, Hawaii, Bahamas, kota kota besar di lima benua dikuasai.
Jajang, Wawan dan Marihot menikmati masa indah sambil duduk santai di teras atas rumah, menatap hotel bintang lima mereka. JW Marihot.
Perampok di darat, perompak di laut. Berita acapkali di media sosial. Ngeri tidak amannya wilayah darat dan laut.
Tapi kalo Penyamun kok nggak menakutkan. Malah ingat Sinbad, aladdin dan kisah Ali Baba yang legendaris di sarang penyamun
Gawat. Kirain sudah tidak ada lagi peras memeras. Kirain peras memeras sudah dikubur dalam sejarah kebudayaan Indonesia. Ternyata.
Enam puluh empat Kepala Sekolah menengah pertama (SMP) negeri Riau mengundurkan diri massal akibat diperas oknum Kejari dalam pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Kalau liat kasus ini ingat membahas teori teori power relation, balance, equity, atau mungkin pula simbiose mutualistis alias timbal balik saling menguntungkan.
Tugu
Tugu Makam Sesepuh masyarakat Adat Karuhun Urang di Kabupaten Kuningan disegel. Demikian berita dari Harian Kompas hari ini. Entah kenapa demikian. Mungkin perlu dicari penyebabnya.
Konon Penyegelan itu mendapat reaksi protes dari organisasi kemanusiaan. Lalu berbuntut muncul berita ke permukaan bahwa kelompok minoritas sampai sekarang masih mengalami diskriminasi.
Memang yang mendirikan Tugu itu adalah Kelompok Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kalau di Kuningan dan daerah Jawa Barat umumnya disebut Kepercayaan asli Sunda Wiwitan. Ini Kelompok kepercayaan yang minoritas. Walau diakui oleh negara secara konstitusi, tapi realita kegiatannya sampai sekarang kegiatan kelompok itu dirasakan dibatasi.
Kelompok Minoritas, artinya akses mereka terbatas ke lembaga dan kuasa politik, biasanya menjadi kelompok subordinasi, hubungannya tak imbang, imbalans, dalam konteks relasi kuasa. Kelompok yang mudah terjejas, pun tidak ada pihak yang berani membela, atau kata lain "jangan dibela kalau otot lu masih belum kawat, tulang lu belum besi."
Konon beritanya bupati atau aparat yang menjadi pelindung dan pengayom masyarakat di situ, tanpa pandang agama ras suku ternyata tidak mampu membela kaum termarjinal itu. Lebih luas lagi, tidak mampu menjalankan amanat konstitusi. Kelompok itu faktanya tidak mendapat perlakuan yang sama seperti agama atau kepercayaan yang lain.
Internet masuk kampung terpencil
"Jangankan internet, listrik aja nggak ada. " begitu kata Didin yang pernah menjelajah pegunungan tengah di Papua. Sebelum pemekaran disebut wilayah pegunungan Jayawijaya. Ada kemajuan terutama akses transportasi sampai ke pedalaman setelah pemekaran daerah pegunungan itu menjadi beberapa kabupaten.
Kampung kampung di lembah lembah gunung terpencil, di perbatasan satu kabupaten dan kabupaten lain, daerah yang jauh dari keramaian kota. "Kalau sudah di kampung kampung itu, mesti siap makan makanan lokal. Tak ada warung di situ. Bermalam di honai, atau di rumah pendeta.
Kehadiran guru, rata rata hanya satu bulan dalam setahun. Bukan daerah yang disukai oleh guru. Kabarnya guru yang ditugaskan ke sana artinya di"buang". Kata banyak orang Papua daerah "merah" seram berbahaya. Geografisnya, terjal, jalan setapas terbatas, kadang lebih banyak panjat daripada daki. Daerah terisolir. Jalur yang sering dilalui Kelompok Bersenjata. Kelompok yang justru menganggap daerah terisolasi lebih aman dari hadangan tentara.
Membayangkan kampung kampung di lembah terjal, pembelajaran jarak jauh bakalan sulit, kalau tak bisa disebut tak mungkin. Siapa yang akan membimbing dan mengawasi, kalaupun ada listrik dan internet karena guru enggan ke sana.
Di kompas juga di bahas
Pembelajaran jarak jauh yang sulit dilakukan daerah terpencil. Harian itu menampilkan keadaan di kepulauan Aru, yang tak ada internet dan listrik. Para murid du sana lebig beruntung karena guru guru masih bersemangat mengunjungi murid walau harys mendayung.
Walau arah pendidikan ke pengenalan teknologi informasi internet, namun jelas butuh infrastruktur yang terus menerus mendukung teknologi dunia maya. Arahnya jelas untuk mengurangi gap pendidikan daerah pusat dengan pinggiran. Menempatkan guru bermutu akan ideal untuk memperkaya pendidikan di daerah terpencil yang tersebar di Indonesia. Tapi siapa guru yang mau begitu?
Dari Akun ke Harta Karun
Geger. Akun Twitter Barack Obama diretas. Akun Bill Gates, owner Microsoft, perusahaan komputer papan atas juga bernasib sama. Tak bisa dibayangkan akun orang sekualitas Barack atau Bill Gates saja bisa diretas, gimana akun orang biasa, atau sekelas Pak RT. Ada sejumlah nama tokoh terkenal dunia yang mengalami hal yang sama. Tak ada yang informasi rahasia yang aman di media sosial.
"udah baca kan berita itu kan din?"
Iya udah. Emangnya kenapa konsen banget soal itu?
"Ya jaga jaga aja. "
"Hehehe, orang sekelas kita gak bakalan yang pengen tahu rahasia kita. Jangan sok ngetop ah!"
"Eh siapa tau aja. Elo pas nemu peta harta karun di Bung Karno di Batu Tulis. Obrolan kita yang rahasia bisa nggak rahasia. Atau suatu hari elo menemukan pundi pundi emas kerajaan demak. Terus lu wa an sama gw, jadi kesebar rahasia.
" Elu boleh jadi bakalan orang top, tapi yang rahasia pribadi bisa jadi rahasia umum. Kalau udah begitu yang biasa jadi luar biasa. Kayak judul filem fiksi 'extraordinary' sambung lili yang ceritanya makin seru.
"Iya juga ya. ah nggak usah ngobrol khayal yang nyerempet bahaya ah. .....Kabar pacar lu gimana li? "
"udah putus!" samber Lili, sebelum kalimat Didin berakhir.
"Siyapp. Lu jadi Lebih bebas kan dan tunggu wabah selesai, kita cari jalur baru di Selatan Jawa, judulnya berburu harta pusaka kerajaan Siluman. "
Buronan Bank Bali
Buronan terkenal kasus Bank Bali kembali ramai diberitakan media online, cetak dan medsos. Harian Kompas memberitakan bahwa pemerintah akan segera tempuh langkah strategis, segera kerjasama dan koordinasi lintas kementerian, Kemenlu, kemenhumkam, Kejaksaaan, Polri, BIN.
Nggak terlalu jelas apakah banyak pihak di pemerintahan, swasta atau yang lainnya, yang nggak ketahuan, pada gemes kok satu orang itu, bisa enak aja keliaran di indo. Bukan sehari dua hari, lebih dari itu. Konon sudah sebulan. Kok selama keliaran nggak ketangkep tangkep, padahal kan dia buronan.
Konon menurut cerita burung, buronan kasus bank bali itu bisa keluar masuk Indonesia, keliling daerah daerah di Indonesia. Terakhir malahan selfie dengan jendral polisi sesaat sebelum ke Pontianak. Langsung komentarnya...oo pantes kemana mana aman, karena ada yang becking (melindungi, memberi akses). Kapolri berasa dipermalukan. Jajarannya malah melindungi, padahal polisi harusnya menangkap dan seterusnya sesuai Protokol menangani orang buronan. Makanya mereka yang terlibat dalam pelarian buronan itu harus ikut tanggung jawab. "dipidanakan saja"
Biang kerok itu harus segera ditangkap. Iya setuju, yang salah yang merugikan negara harusnya ditangkap. Tapi siapa yang ditangkap? Di media sosial nama buronan itu beda beda. Siapa nama buronan kasus bank Bali itu?
Beda beda mengutip nama buronan itu, jelas membingungkan. Saya akan tangkap Joko Candra. Joko candra yang ejaannya Joko Tjandra atau Djoko Tjandra atau Djoko Chandra atau Djoko Candra. banyak lagi nama nama yang kalau diucap bunyinya sama. Joko Candra. Kalau liat nama namanya nggak konsisten, apakah dia lahir sebelum ejaan yang disempurnakan. Males ah membahas satu per satu. Misalnya kalo Joko Candra, jelas namanya dibuat setelah EYD. Tapi Joko Tjandra, jelas nggak konsisten. Tapi ya begitu, banyak yang nggak konsisten kalo soal nama kok.
Soal tampangnya. Ah tak ada yang istimewa dari buronan itu. Kalau dia ada dikerumunan pasar pagi, asemka, gak ada yang bakalan mengenal buronan itu. Temen main kartu remi di sekitaran Palmerah wajahnya mirip Joko Candra. Waktu rame rame kasus itu, malahan bangga dibilang joko candra. Pernah servis ganti oli mobil di sawah besar, si pemilik bengkel mukanya persis joko candra, bakmi gerobak di Karet deket Bivak muka susah bedain. Ah semoga koordinasi lintas sektoral nggak salah tangkap.
Gambar Politik
Mau pilkada mendadak organisasi partai seperti organisasi kelompok kekerabatan.
Ibu ini atau bapak itu akan maju jadi walikota, atau akan maju jadi wakil walikota. Beliau, beliau yang maju itu adalah putra putri orang penting di indonesia yang sekarang masih menjabat di pemerintahan pusat.
Ibu ini dan bapak itu akan maju menjadi bupati. Ini semacam tradisi turun temurun trah keluarga di daerah. Seperti keharusan bahwa bupati, wakil bupati, ketua dprd, anggota dprd adalah jatah kelompok kekerabatan.
Ibu ini dan bapak itu sudah pengalaman di birokrat dan di posisi wakil rakyat, gantian. Pasangannya di wakil rakyat, yang bersangkutan jadi eksekutif. Tukar posisi dalam sistem legal formal perpolitikan di negeri ini yang dilandaskan atas hubungan keluarga.
Ini gambaran politik yang sekilas ketangkep. Seperti memotret, menangkap yang nampak. Yang tak tampak, mesti terus digali.
Yang sekilas itu memberi kesan bahwa Struktur politik berada dalam selimut struktur kekerabatan.
Gambar anak anak
Kata PBB, kesejahteraan anak meningkat, mutu hidup anak makin maju. Kesehatan dan gizi membaik, kematian bayi dan anak menurun, layanan sosial program keluarga harapan, Kartu Indonesia Pintar, meningkat. Rasanya pemberian gambaran positif tentang Indonesia bikin bangga.
Posyandu di kampung kami, maju, para kadernya rata rata lulusan d3. Beberapa yang jadi relawan mengurus aktifitas posyandu dan pencatatannya. Rapih dan bisa diandalkan untuk melihat trend ibu dan balita.
Sekolah, dalam lingkungan yang aman dan nyaman. Sekolah tak pernah sepi. Proses belajar mengajar selama wabah harus di rumah. Artinya ibu atau bapak yang membantu pembelajaran jarak jauh. Ternyata tak mudah. Ibu atau bapak harus korban waktu. Usaha bisnis belum menyesuaikan dengan protokol belajar jarak jauh.
Anak dan orangtua dituntut menyesuaikan normal baru. Merubah perilaku. Memang itu yang diwanti wanti oleh para pemimpin negeri. Merubah perilaku yang tak sehat. Penyesuaian kerja atas dasar online. Tidak mudah tapi bukan tak mungkin.
Yang harus dipastikan adalah lingkungan kpmunitas kampung mampu menjamin tumbuh kembang anak, kesehatan, gizi, pendidikan dan mental. Posyandu ukung tombak sebab masa balita adalah periode emas. Pada periode usia 0-5 tahun, terjadi peningkatan pesat. Lalu diikuti dengan pendidikan dasar, mengajarkan anak pergaulan, persahabatan, tanpa memandang ras agama suku.
Suatu kali harus ada posyandu untuk remaja, mengangkat isu remaja, problem dan sebagainya. Kader kader nya yang memang kompeten soal remaja. Bisa kader yang sama bisa juga beda. Betapa indahnya tumbuh kembang anak di kampung.
Selamat Hari Anak
Pelatihan Jurnalisme
Bagus banget kalau ada pelatihan jurnalisme buat pegiat media sosial. Katanya pelatihan ini setidaknya mengurangi berita hoaks alias tak benar, atau yang bermuatan penyebaran kebencian, konten Sara.
Media sosial adalah media andalan berita sekarang dan kedepan. Karena kecepatannya mendapat berita, Orang orang sibuk hanya lihat berita dari media sosial. Walau banyak anjuran agak cek dan ricek, rasanya nggak terlalu mempan anjuran itu.
Berlaku bijak menerima berita di medsos, harus pandai memilah yang benar dan hoaks. Dalam konteks ini pelatihan jurnalisme jadi penting, meningkatkan kemampuan berita yang baik, menekan dan meniadakan berita tak berdasar.
Pelatihan Jurnalisme
Bagus banget kalau ada pelatihan jurnalisme buat pegiat media sosial. Katanya pelatihan ini setidaknya mengurangi berita hoaks alias tak benar, atau yang bermuatan penyebaran kebencian, konten Sara.
Media sosial adalah media andalan berita sekarang dan kedepan. Karena kecepatannya mendapat berita, Orang orang sibuk hanya lihat berita dari media sosial. Walau banyak anjuran agak cek dan ricek, rasanya nggak terlalu mempan anjuran itu.
Berlaku bijak menerima berita di medsos, harus pandai memilah yang benar dan hoaks. Dalam konteks ini pelatihan jurnalisme jadi penting, meningkatkan kemampuan berita yang baik, menekan dan meniadakan berita tak berdasar.
Jangan lengah yang ngantor
Kantor jadi salah satu pusat penularan covid 19. Perkantoran rentan penularan, jadi salah satu pusat penularan baru covod 19. Sebab ruangan dengan sirkulasi udara tertutup menjadi potensi arena penularan. Informasi ini ada di media. Sudah banyak yang membahas, antara khawatir dan kewajiban bekerja.
Protocol kesehatan yang ekstra ketat wajib diberlakukan, pembatasan kepadatan orang dalam ruangan wajib diterapkan. Kalau kita ada dalam ruang tertutup dengan penderita covid 19 dalam waktu relative lama kecenderungan tertular tinggi.
Begitu kurang lebih analisis persoalan penularan dan saran pencegahan beberapa ahli kesehatan.
Serem. Kantor ber ac memang sirkulasi udaranya terbatas banget, udaranya muter di situ situ aja. Entah bahasa kesehatannya, tapi pengalaman berkantor yang ber ac supaya tetap dingin, maka udara dari luar ditutup. Artinya udara dari dalam juga nggak bisa keluar. Kalau ada orang yang satu ruang dengan orang yang positif virus, boleh jadi orang itu bisa ketularan.
Beberapa kantor sudah memutuskan karyawannya bekerja di rumah masing masing. Rapat, atau pertemuan dan lainnya dibahas dengan online. Masih banyak kantor yang mewajibkan karyawan masuk kantor. Semoga saja semua aman. Harus diingatkan protokol kesehatan ekstra ketat bagi mereka yang di kantor, di ruang ber ac dari pagi sampai sore.
Tenda
Malam itu kami semua menyanyi di dalam tenda berdesak desakan hangat. TAk ada yang niat keluar. Dingin malam itu di luar perkiraan. Apalagi tambah percikan tampias sekali sekali air terjun.
"Oh Stewball was a racehorse, and I wish he were mine.
He never drank water, he always drank wine." (Peter Paul and Mary)
Untungnya pimpinan melek android
Pagi tadi sekitar jam 07, pak RT Wa member tahu bahwa hari ini ada gotong royong.
"Gotong royong apa pak RT" balas saya juga melalui WA.
"Biasa pak, membersihkan selokan dari sampah plastik." jelas pak RT
Kampung kami sedang bebenah, menertibkan warga supaya jangan buang sampah ke selokan. Walau belum ada bantuan gerobak sampah, salah satu warga inisiatif memungut sampah rumahtangga dengan imbalan tagihan tiap bulan. Pak RT, RW dan Linmas sudah mengusulkan pengadaan gerobak.
"dananya belum ada untuk semua lima RT. "
Ada satu gerobak yang ditarik sepeda motor hanya untuk kapasitas dua wilayah RT. Gerobak motor itu utama untuk angkutan peralatan, tenda kursi meja kebutuhan posyandu, tapi sementara untuk multifungsi.
RT yang belum kebagian jatah harus inisiatif menyediakan sendiri. Wilayah RT harus memastikan tidak ada selokan yang mampet karena sampah plastik.
Membersihkan selokan seperti biasa mulai dari warung ucok atau warung batak, sampai dengan rumah pak haji mumun pengurua masjid yang rumahnya berseberangan dengan masjid. Jaraknya kurang lebih tiga ratus meter, kiri kanan jalan jadi total yang dibersihkan enam ratus.
Biasanya berlangsung sampai siang. Bersihkan sampah di selokan, apalagi sudah masuk gorong gorong, jadi harus disodok pakai bambu, makan waktu.
Tak lama muncul foto acara bersih selokan di wa grup. Foto bersih selokan di depan rumah termasuk beberapa foto yang pertama.
Saya menyediakan dana sumbangan lima puluh ribu rupiah. Sesuai perjanjian bahwa mereka yang tidak menyumbang tenaga, hars menymbang dana (uang untuk beli makanan dan minuman bagi pekerja.
“Janagn lupa protocol kesehatan, bapak dan ibu. “ begitu kata pak RT. Saya mendengar perintah itu dari dalam rumah. Rupanya pak RT memang patuh sekali dengan pengumuman dari Pemda.
“Saya sih sebenarnya capek juga tiap kali ngingetin warga. Cumn penting supaya nggak ada warga kita yang tertular, alhamdulilah belum ada. Kita sebagai warga mesti jaga bener. Semoga nggak ada yang kena deh.”
Siang muncul wa dari Pak RT, gotong royong sudah selesai. Saya senang pak RT yang sekarang melek teknologi android. Demikian pula pak RW. Dua pejabat itu sering share informasi update covid 19, pertemuan posyandu PKK, acara masjid, kendurian, tahlilan. Apa saja informasi yang dianggap warga harus tahu. Pak RT bisa jadi satria paningit yang membuat warga saling komunikasi di dunia maya dan copy darat.
Monja
Kalau iseng pulang kantor mampir ke Sun Plaza. Jalan jalan di Mall terbesar dan mewah di Medan. Toko serba ada, dari pakaian, sepatu, aksesoris, barang barang yang trendy ada d situ.
Makanan minuman dari makanan minang, batak, chinese food, sampai makanan asal kampung amerika seperti KFC ,Texas. Cafe, tempat ngopi beragam ada di situ.
Industri segala macem bersatu padu menjadi satu dalam perdagangan retail di Mall Sun Plaza, pusat pameran di kota Medan yang di belah oleh sungai Deli yang konon tempat mandi si anak dara.
Soal harga, sesuai dengan tempatnya yang saat medan panas terik, di mall itu terasa sejuk. Harga barang yang ada di situ sesuai dengan suasana sejuk dan aman nyaman terkendali.
Banyak orang Medan bilang, kalau cuma liat liat, bolehlah di Sun Plaza. Kalau mau beli barang, bisalah kita cari tempat lain. Rumus pikiran seperti itu rupanya menular pada diriku. Entah karena pergaulan kurang luas horizontal maupun vertikal, maka cara pikir pun mengacu rumusan "liat model di Sun Plaza, belanja tempat lain."
Ada dua tempat di medan yang ramah belanja. Pajak Sambu dan pajak Melati. Dua pasar itu banyak juga jual pakaian bekas yang bermerek.
Entah dari mana para pedagang itu dapatnya. Katanya banyak anak muda jual, butuh dana. Pedagang tampung, jual lagi pada anak muda yang lain. Sudah puluhan tahun menjual Monza (pakaian bekas), istilah Medan yang dibaca monja. akronim Mangonsidi Plaza, yang dulu tempatnya jual pakaian bekas.
Katanya pasar Monja sampai sekarang masih ada. Malahan pakaian Monja digemari anak kampus, terutama yang bermerek.
Darwin, Eben dulu paling modis, sepatu sering ganti ganti. Jual beli di pasar Monja, pamer gaya di Sun Plaza.
Indahnya kota Medan.
Hajatan
Kisah bahagia ditandai dengan sana sini ada hajatan, sunatan, kawinan di kampung kami meriah semeriahnya. Dua hari dua malam tak surut tawa ceria, di tengah musik dan tari.
Cerita sedih saat terdengar sana sini tetangga pindah rumah, jual rumah bayar hutang. Warisan tanah rumah habis tak sisa.
Pesta hajatan berlebihan, di luar batas kemampuannya seperti besar pasar daripada tiang. Beberapa tokoh masyarakat sering mengingatkan soal mengelola harta.
"Bukan...bukan pengen pesta besar besaran...tapi....tak mungkinlah tak mengundang kerabat kerabat. Pamali. Tak mungkin bikin pesta tanpa hiburan dangdut, topeng, atau campur sari. Tak mungkin lah menyediakan konsumsi pas pas an. Tak mungkinlah hanya satu hari satu malam" begitu kata Salim, begitu pula kata Edi dan Nanang yang dulu tinggal di belakang rumah. Di mana mereka sekarang? Satu dua jam dari kampung ini, lokasinya lebih ke pedalaman, rumah dan tanah lebih kecil.
Mereka dan keluarganya sekarang tidak lagi tinggal di kampung kami. Tanahnya yang berhektar hektar lenyap tak berbekas. Mereka diganti pendatang, warga baru dengan muka baru yang lebih tahu cara mengelola uang menurut sistem ekonomi pasar.
Tokek: ngantor nggak ngantor nggak
Kebijakan ngantor dan tak ngantor bikin karyawan harus pandai pandai memainkan peran. Mereka memainkan peran di ruang abu abu, yang mana salah yang mana benar. Harus pandai memilah. Sebagian kebijakan kantor bilang sudah bisa mulai bekerja di kantor. Sebagian lain kukut kukut peralatan di kantor bawa ke rumah, bekerja dari rumah.
Sudah empat hari, sama hari ini Kompas menurunkan berita soal risiko tinggi tertular covid 19 di kantor. Dari mulai penjelasan kenapa kantor atau ruang rawan penularan, sampai penjelasan soal ruang tertutup, AC yang udaranya muter muter di situ yang bikin mudah terjadinya penularan. Yang terakhir harian itu malah mendorong agar pengusaha menjamin keamanan kesehatan karyawannya.
Kenapa makin banyak karyawan tertular covid 19, Intinya, protokol kesehatan sering diabaikan. Entah yang mana yang dilanggar, apakah nggak pake masker karena berasa sehat dan percaya diri nggak bakalan menular atau ketularan. Seperti kata seorang pengendara sepeda motor "buat apa pake razia masker, bikin macet. Masa masker aja dipermasalahkan." Apa yang ada di kelapa orang itu ketika buat pernyataan.
Atau ada lagi pekerja yang mengaku sudah siapkan masker, tapi pas berangkat lupa. Kena razia baru ngomel.
Masker harus terus dipakai di ruang publik. Begitu anjurannya. Faktanya banyak yang nggak pake masker, saat kena razia ngeyel, cerita pembenarannya saja.
Protokol yang lainnya, cucitangan pakai sabun, dan jaga jarak. Dua pokok ini apakah dipatuhi? Terbukti banyak yang tertular. Artinya protokol tidak dijalankan.
Kalau kebijakan kantornya bilang bekerja di rumah, tak perlu dibahas. Kantoran sebagai sumber penularan bisa diabaikan. Alias karyawan aman. Kalau kantornya bilang harus bekerja di kantor, tidak boleh di rumah. Ini pertimbangan yang berat bagi karyawan. Entah apakah ada hukum pembelaan kalau karyawan tidak mau bekerja di kantor sebab tidak ada yang bisa kendalikan virus itu.
Kalau regulasinya ketat, nggak datang ke kantor dianggap nggak masuk kerja. Nggak masuk kerja potong gaji. Jadi memang ini yang bikin para pekerja nekad biar desek desekan di transportasi umum, tetap ngantor.
Biar sudah rame dibicarakan di medsos, biar berdebat di medsos bahaya dan tak bahayanya kerja di kantor, nggak bakalan diangga karyawan kalau nggak mengubah kebijakan kantor. Jadi tetap berpulang pada kebijakan kantor. Keryawannya harus ngantor atau harus di rumah.
Wahana integrasi
Jalan bebas hambatan itu membelah kampong. Semula namanya Kaliduku sekarang menjadi kaliduku satu dan dua, kampung kaliduku satu berada di barat, Kaliduku dua di timur. Lalu ada peremajaan. Kaliduku barat menjadi RW 08, Kaliduku Timur menjadi RW 09.
Walau dibelah jalan bebas hambatan. Dua kampung itu masih saling berhubungan. Ada terowongan yang bikin warga di dua kampung bisa saling berhubungan. Mulanya jalan tanah, lalu jadi jalan sertu, lalu beton, terakhir aspal. Dua kampung hanya beda RW, pemisahan fisik tak membawa impak signifikan. Misalnya menjadi dua kelompok yang saling bersaing, saling bermusuhan akibat pemisahan. Tidak. Tidak demikian. Kenapa?
Kaliduku barat, itu ada warung sotomie legendaris. Enaknya tak ada duanya. Risoles, tetelan, ada gajih, kalo doyan, plus bahan yang standar, kuahnya selalu mendidih, mangkok ukuran besar. Warung itu sudah terkenal sekitaran Cimanggis Cisalak. Dulu pakai merek dagang Sotomie Bogor, tapi sekarang nggak lagi. Lagi pula ngapain pake nama Bogor, kalau yang buat asli orang Kaliduku Barat, Cimanggis.
Warung yang sudah ada sebelum ada jalan bebas hambatan sudah keburu melegenda, berakar kuat di cita rasa warga Cimanggis dan sekitarnya, termasuk warga RW 09 atau Kaliduku Timur. Ngapain juga bermusuhan dengan kampung yang punya warung sotomie enaknya sampai langit ke tujuh.
Buka jam 10 pagi. Biasanya sudah habis. Baru buka lagi jam 5 sore, sampai jam 8 atau 9. Nggak pernah sepi. Bagian barat memang dikenal karena sotomie. Orang orang di Barat beruntung punya sotomie.
Orang di barat juga pada berdatangan ke timur, karena nasi uduk yang tiada duanya. Buka jam 6 jam, jam 8 sudah habis. Tidak buka lagi sampai esok pagi. Hanya menyediakan limapuluh piring sehari. Bayangkan hanya dua sampai tiga jam nasi uduk sudah ludes. Si mpok yang semenjak masih gadis sdah berberjualan nasi uduk, sekarang usia nya udah hamoir 70 tahun, kadang masih melayani tapi kebanyakan hanya menonton melihat anak dan cucu perempuannya yang melayani. Makan di tempat atau bungkus. Ada lima orang yang melayani, semua kait mengkait secara kekerabatan. Bukan sekedar nasi uduk tapi jajan pasar tersedia, gemblong, kentan, lopis, cucur, wajik.
Orang di barat dan di timur terikat kuat, kalau bahasa premannya teriintegrasi karena Sotomie dan nasi uduk. Apakah mereka saling terkait kekerabatan? Yaiyalah. Sebelum ada jalan bebas hambatan, kakek kakek mereka adalah pemilk tanah yang luasnya hektaran. Beranak pinak, mendapat warisan. Pak RW yang sering sarapan nasi uduk sebelum ngantor cerita bahwa dia adalah salah satu cicit tuan tanah di Kaliduku.
Penyegelan Makam di Kuningan
Saya heran pada kebijakan Bupati Kuningan. Kok pemugaran atau pembangunan makam tokoh masyarakat adat Sunda Wiwitan di wilayah Kabupaten Kuningan disegel.
Buntut peristiwa ini ramai dibicarakan di medsos, bahkan di koran koran besar. Masyarakat Adat dengan Agama Sunda Wiwitan itu kelompok minoritas. Kelompok ini tentu berharap setiap kegiatannya mendapat perlindungan dari pimpinan daerah.
Tapi hal itu tak terjadi, membuat kelompok minoritas menjadi kaget tergagap dan bingung apa yang mesti dilakukan, kecuali mengadukan peristiwa ini ke jaringan masyarakat adat. simpatisan kelompok minoritas yang terjejas, dan yang paling utama adalah Lembaga Hak Asasi Manusia.
Kalau mengikuti kronologis penyegelan itu, tak ada alasan yang masuk akal. Konon katanya tanahnya sengketa, tapi ini diklarifikasi oleh tokoh masyarakat adat setempat. "Itu tanah pribadi" katanya.
Beberapa saat sebelumnya katanya belum mempunyai IMB, atau IMB nya tidak sesuai dengan kenyataan. proses perizinnan IMB berlarut larut, mungkin bisa ditanyakan kenapa demikian. Atau mungkin akan ada seribu satu macam alasan agar makam tidak jadi dibangun.
Sesungguhnya, kalau niatnya baik, soal IMB bisa diselesai dengan cepat, sebab sekarang ini semua serba online. Carilah solusi yang mengutamakan toleransi, dengan menyelesaikan persoalan teknis.
Kalau terjadinya pembatalan pembangunan yang dibuat oleh Bupati itu atas desakan pihak ormas tertentu, itu artinya toleransi masih jauh dari kenyataan. Sebab toleransi itu artinya saling hormat menghormati antara pihak pihak yang saling berbeda. Sepertinya itu tidak terjadi. Makanya peran Kabupaten atau Bupati harus tegas berada di tengah kelompok masyarakat yang ada dan menyelesaikan sesuai dengan konstitusi.
Karena dinilai Pemerintah daerah setempat tidak mampu, atau tidak menempati posisi netral, Lembaga HAM turun tangan, minta polisi menjaga tempat itu dari pengrusakan atau boleh jadi tindakan kekerasan, tawuran tak terkendali, ujaran kebencian.
HAM juga minta Kabupaten menghentikan segala bentuk penyegelan yang dianggap bertentangan dengan konstitusi dan melanggar HAM. Semoga dengan dukungan HAM, lembaga judikatif, persoalan ini tak berlarut larut
Renungan singkat
Ada apa dengan Indonesia? Apakah sistem pendidikan kita nggak jalan. Sistem memasukan nilai nilai toleransi melalui cerita rakyat, dongeng kancil, dongeng persahabatan, dongeng ksatria dalam pewayangan, dan banyak dongeng dongeng lain tidak pernah lagi dilakukan.
Apakah tidak ada lagi dongeng ibu menidurkan anaknya, atau bapak cerita sambil memancing di akhir pekan?
Dongeng yang mengutamakan persatuan dalam perbedaan. Apakah itu tidak lagi penting? Apakah dongeng sekarang semua harus seragam? yang seragam yang benar, di luar yang seragam dianggap salah. Jangan jangan pluralisme, Bhinneka Tunggal Ika, berbeda tapi satu hanya di tataran wacana saja. Jangan jangan itu cerita hanya manis dibibir.
Saatnya menerapkan toleransi dalam bahasa sehari hari. Mencari pemahaman yang sederhana tentang arti kata "berbeda tapi satu", Bhineka Tunggal Ika, Toleransi, mencarikan makna makna itu yang bukan sebuah konsep yang abstrak, melainkan harus mampu diterapkan dalam pergaulan sosial, keluarga, tetangga, komunitas.
Maya
Maya, mahasiswa semester enam. Indekost, di daerah yang lokasinya dekat kampus. Dalam pikirannya "biar di gang sempit, tak mengapa, asalkan dekat kampus." Makin dekat makin baik. Akses ke kampus dengan jalan kaki. Tiap hari tanpa biaya transportasi. Jalan sehat.
Makan minum bawa dari kos, ibu kos sediakan dapur buat para penghuni agar bisa masak makanan praktis. Kebanyakan hanya masak indomie, makanan paling praktis kalau tengah malam kelaparan. Semua penghuni begitu.
Tidak demikian dengan Maya. Dia tiap pagi masak, bukan makanan yang rumit, tapi bukan indomie. Masak untuk makan siang di kampus. Irit pengeluaran. Itu terus menerus, hari ke hari, seperti otomatis dilakukannnya.
Buat maya, sabtu minggu sama saja. Kerja rutin di kampus diganti dengan kerja rutin luar kampus. Baca novel dan cerpen, sambung menyambung. Novel nggak selesai di hari sabtu, sambung baca di hari minggu. Cerpen? Setali tiga uang. Novel dan cerpen yang disukai Maya berjenis roman horor. Novel jenis ini membantu semangat belajar katanya kepada ibu kos, orang satu satunya yang dianggap cocok ngobrol.
Seharian itu kegiatannya, bersihin kamar, susun buku di rak, mandi. Duduk di meja belajar, sambil sekali sekali liat hp yang tergeletak di sampingnya. Ada jadwal bersihkan kamar mandi wc, cuci tumpukan pakaian seminggu diselesaikan sabtu minggu. "Kenapa nggak cuci kiloan?" Tak ada alasan lain kecuali dibilangnya cuci sendiri lebih puas dan lebih irit.
Baca novel dan cerpen, kadang mengerjakan tugas kuliah, seharian hari sabtu minggu, di kamar kos. Tidak niat jalan jalan keluar kos. Tidak keluar jalan jalan, karena nggak tau mau kemana.
Variasi luar kos Maya satu satunya adalah beli makan siang di warung dekat situ, makan sendiri, tidur, sore malam menyiapkan tugas untuk Senin. Lalu tidur.
Suatu hari Maya menghilang. Sudah dua hari kamar kosnya tertutup, pintu terkunci, lampu di dalam menyala. Ibu kos sudah memanggil dari depan pintu kamar kos nya sambil ketul pintu keras, tapi tak ada jawaban. Ibu kos minta supaya penghuni lain ikut mencari di mana Maya berada. "Tolong kabari kalau menemukan Maya di kampus atau di mana saja suruh pulang." Begitu kata bu kos.
"Kalau sampai besok maya belum pulang, saya akan dobrak pintu kamarnya." Kata ibu kos ke mahasiswi penghuni kos. ibu kos khawatir dengan nasib Maya.
"Nggak biasanya maya begini. Dia anak baik, penurut, masak sendiri, kadang ngobrol di dapur, walau nggak lama....orangnya resik, rapih, setiap masak selalu dibersihin. Ibu sih nggak pernah kecewa....bayaran bulanan juga nggak pernah telat....kalau pergi lama pasti izin..."
Malam itu penghuni kos, masih ngobrol membahas di beranda samping dapur rumah kos. Terbawa oleh cerita orang hilang dari berita medsos. Paling banyak membahas cerita orang hilang versi novel horor. "Nggak cium bau aneh kan di depan kamar kos maya?".
...."ahhhh...jangan mengada ada ah"..." Sahut yang lain...."kan banyak kasus seperti itu...ya semoga dia lupa aja ngabari.."
"Mungkin saja dia pergi menenangkan diri, dia pernah cerita mau menikah dengan pacarnya yang kuliah di tempat lain. ".
Pernah nggak sengaja aku nguping, maya lagi teleponan sama cowoknya, pake video call sambil duduk di depan kamarnya. Nguping, abisnya penasaran selama ini Maya kayak perempuan dingin dan misterius. Tapi di telepon itu maya kayaknya mesra banget. Sejak itu, buatku maya sama seperti cewek lain. Cuman dia seperti sok jaim depan anak kos lain.
Ah sebel deh kalau kita dah capek capek mikirin, eh dia jalan jalan ama pacarnya. Udah yuk tidur, besok kuliah pagi banget, nggak boleh telat.
Satu satu masuk kamar masing masing, rumah kos kembali sepi.
Gunung Patuha
Menjelang senja, kabut menyelimuti lereng gunung Patuha, udara dingin, membeku, orang orang di situ tetap menggigil kedinginan walau mengelilingi bara api tungku di pawon. Api itu seperti tak mempan menghangatkan beberapa orang yang mengelilinginya. Dua orang mencoba mengipas ipas bara, membesarkan api di tungku sembari memasak air dan membakar ubi talas.
"kita tidak bisa bersembunyi di sini Terus menerus. Kita harus membuktikan bahwa kita bukan penghianat."
"jangan khawatir adi, orang di Istana tahu siapa yang berhianat dan siapa yang setia. Aku percaya pada raja yang bijaksana."
"Tapi beberapa orang penting pasukan kita disangkapi. Ada kesengajaan untuk melemahkan pasukan kita, dan yang paling mengerikan adalah ada upaya adu domba antara pihak istana dan pangeran. "
"Adi, aku ingatkan, aku tidak merasa diadu domba. Kalaupun itu terjadi, aku lebih baik menyerahkan diri, bersama seluruh pasukan di bawah kewenangan aku. "
"Pangeran jangan terus menerus mengalah. Sudah saatnya menangkap biang kerok itu. Biar adipati Jaka Candra merasakan pahitnya hidup di penjara. "
Beberapa pekan kemudian, Adipati Jaka candra ditangkap. Bersamaan dengan itu Pangeran Arga Brama, dinaikan pangkatnya menjadi pengawal istana.
Demikian sepenggal kisah dari gunung Patuha yang dingin dan berangin sepoi membuat kisah sejarah menjadi dongeng menjelang tidur.
On the way Sukabumi
Pagi itu, tahun lalu di mana mana bau kambing bandot yang sudah siap untuk jadi korban. Pekarangan masjid jadi penghuni sementara para binatang korban itu. Panitia sudah sibuk menyiapkan kupon jatah untuk mereka yang mendapat pembagian esok hari.
Didin dan Lili sudah di mobil siap siap melanjutkan perjalanan. Cianjur kota memang sejuk di pagi itu. Moci dan Tauco sudah masuk mobil, sebagian di pangku lili sebagian besar ditaro di bangku tengah. "Biar nggak cepet habis. Moci Cianjur terkenal enak banget." kata Lili
"Enak lewat mana ya? "
"Kita ke Sukabumi kan? ya enak lewat jalan utama aja, ke warung kondang. Makan siang di sana, ada restoran sunda yang enaknya tujuh turunan....bukan restoran sih, warung kecil, tapi ada pekarangannya yang ada bangku dan meja panjang. Makannya bareng orang lain, tapi nggak apa apa, asik aja."
"Tau tempatnya Li?"
"Ya tau lah, gw kan dulu sering mondar mandir ke sini, waktu masih kerja jad tenaga kesehatan. "
"Menunya apa aja, ntar gw udah kepengen, eh nggak cocok menunya."
"Gw kan tau selera lu, dijamin lu bakalan doyan deh."
"Oke deh, kita jalan santai aja ya, biar sampe warung kondang pas makan siang. "
Mobil laju berjalan pelan, seperti janji Didin, jalan pelan, mampir dulu, ke rumah kawannya yang juragan kebon jeruk.
"Ah tumben Din, udah lama banget nggak ketemu ya, Mau nginep di sini.?"
"Enggak Boy, mampir aja udah lama nggak ke sini. "
"Gw siapin makan ya..."
"...ah nggak usah, cuman mampir sebentar aja, nggak enak ditunggu si lili, dia sengaja nggak mau turun, soalnya takutnya jadi ngobrol, malah kelamaan sampe Sukabumi."
"Gimana Jeruk?"
"Ya masih sama aja, kayak dulu, "
"Tapi rumah lu udah keren sekarang ya, rumah kayu asri banget. "
"Ya lumayan deh."
"Wah keren ya, luar dalem asri. jadi pengen lama lama duduk di dalam dan di teras rumah lu. Banyak taneman macem macem, bunga buah aneka ragam. Durennya udah pernah panen ya?"
"Udah, bukan cuma duren. ada duku, manggis, mangga. kalo lu ada waktu nginep di sini aja. Sekarang kan udah ada Tol Bocini. Lewat puncak juga oke kok, dari Cipanas cugenang potong jalan ke Warung Kondang. "
"Oke deh, pamit dulu ya. "
Mobil melaju lewat Warung Kondang, berenti di Warung Makan Sunda, Masakan Rasa Sunda, warungnya "Sunda Rasa". Perut udah keroncongan, pas untuk makan siang.
Bukan cuma isapan jempol. masakannya asli Sunda. Ikan nila goreng, pepes oncom, sambel dan lalapan. Makan kenyang, bikin mata sulit untuk melek. walhasil tiduran dulu sejam dua jam. Toh nggak kejar target.
"Ayo din, ntar keburu males. Temen temen di sana udah nungguin. "
"Oke cuci muka dulu biar seger, airnya dingin. "
Tak lama mobil melaju Didin nyopir sambil nyanyi "Indahnya Kota Sukabumiku"
Sukabumi, oh sukabumi, oh sukabumi
Kota kenangan kota kenangan takkan terlupa
oooooo...Sukabumi, indahnya kotaku...duk duk jreng
I shall return
Pagi sekali rumah kos sudah ramai. Ibu kos membangunkan para penghuni sambil memberitahu Maya sudah pulang. Alhamdulilah, Puji Tuhan, Syukur. satu persatu menyatakan kegembiraan, akhirnya Maya pulang.
"Di mana Maya sekarang?"
"Masih di kamar, mungkin capek."
"Mayaaaa....mayaaa...ayo bangun. cerita dong kemana aja. " teriak kawan satu kosnya gak sabar mau dengar cerita Maya.
Maya buka setengah pintu kamarnya, sekedar kasih lihat muka sambil kucek mata, bilang, "mandi dulu, masih bau."
"ditunggu ya ceritanya..ada yang pagi ini mesti kuliah, tapi yang lain hari ini nggak ada kuliah. Jadi nunggu cerita dari kamu."
dari dalam kamar maya teriak "siyaap."
Tak lama maya keluar kamar, penghuni lain sudah siap menunggu di teras dapur, ada yang bawa bangku dari kamar, ada yang duduk di bangku yang memang tersedia di dapur.
Pertama aku minta maaf karena bikin kalian jadi bingung panik dan mencari cari. Aku tadi malam pulang jam 12 malam. aku wa ibu kos, untung ibu kos masih bangun, lalu telponan, semuanya sudah aku cerita ke bu kos.
Dua hari lalu aku diajak temen temanku se kampung kumpul. Nggak jauh sih di bogor, tapi berlanjut, terus sampai nginep sewa vila.
Tapi kenapa nggak kasih kabar. Kan kalo ada kabar semua yang ada di sini nggak nyari nyari.
Iya itu dia, saya minta maaf. Gak bakalan lagi deh begitu. Saya sungguhan menyesal nggak ngabarin. Pikir nggak ada yang nyariin saya. Ternyata semua orang di kos ini khawatir dan nyariin saya. Berarti dugaan saya keliru, saya pikir saya nggak punya teman ternyata semua teman di kos yang kelihatan dari luar cuek ternyata penuh memperhatikan. Betapa bahagianya saya "I am not alone and I am not lonely."
"Ayo sekarang kita makan bareng" kata bu Kos. "maya sudah kembali." Lanjut bu kos.
Kemudian bu kos menasihati ke semua penghuni yang hadi di situ. "mulai sekarang harus saling menyapa dan memberitahu hendak kemana dan pulang jam berapa, dan yang penting sama siapa."
"Jangan terus menerus bilangnya ke ibu kos. Harus ada salah satu penghuni yang diberitahu, supaya kalau ibu lupa ada yang mengingatkan. "
"Ibu kan sering lupa." begitu kata ibu kos penuh pengakuan. Saling melirik ke Maya.
"Saya pasti kembali ke rumah ini. Bagaimanapun ini adalah rumah saya di perantauan. Mohon maaf ya bu. "
"Itu di Meja ada nasi kuning. Ibu sengaja beli dadakan di warung ujung gang buat syukuran Maya sudah kembali ke sini.
Tamat
No comments:
Post a Comment