Sunday, 7 July 2019

Harlam 2



Tahun 1950 awal adalah kesempatan bagi-nya untuk cuti. Apa yang terlintas pertama di pikirannya adalah pulang kampong. Mencari orangtuanya yang telah lama tak jumpa, dan lebih dari sepuluh tahun tak saling memberi kabar. Bukan tak mau, tapi berkirim surat tak pernah ada balasan. Situasi antara tahun 40-50 zaman perang, dimana mana mengutamakan  kebutuhan perang.  
Tahun itu Ia berangkat ke Belawan. Dengan Kapal penumpang, tujuan Belawan. Berlabuh di Belawan, dijemput koleganya yang komandan di pangkalan angkatan laut Belawan. Dengan jeep mereka ke medan. Mulanya mendatangi rumah tempat tinggalnya . rumah yang ia tahu saat meninggalkan Medan. Alamatnya masih disimpannya, yang asli tulisan Bapaknya,  yang tertera di amplop surat. Ternyata penghuni sudah pindah. Kata tetangga di situ, pindah ke alamat ini, ditunjukan nama alamatnya. Ia dan kawannya meluncur ke sana. Sama seperti sebelumnya, Penghuninya sudah sudah tidak di situ lagi. indah.  Tempat ke tiga yang didatangi di daerah Gelugur. Masuk, ketuk pintu, tiba tiba ada teriakan justru dari luar
"Itooooooo!"
Saling menatap, lalu saling pelukan. Adik perempuannya nomor tiga. Ia masih mengenali, demikian pula sebaliknya. Katanya setelah pertemuan tak terduga itu, sanak saudara berdatangan, tetangga pun ikutan, Rumah mendadak penuh orang. Rincian cerita pertemuan tak ada yang menceritakan. Tetapi bisa membayangkan pertemuan antara anak dengan orangtua yang lama tak jumpa.
Jadi Komandan Pangkalan Angkatan Laut Belawan. Tahun 1955. Saat itu sudah menikah punya dua anak perempuan. Isteri dan dua anaknya diperkenalkan pada keluarga besarnya. Pastinya menceritakan pula perihal pernikahan mereka, menunjukan foto pernikahan, hal seperti itu yang pasti menjadi agenda utama kumpul keluarga besar.
Yang masih diceritakan adalalah mereka menikah di Surabaya, di tempat pihak isteri. Konon pertemuan mereka terjadi di Panti Perwira Angkatan Laut,  yg gedungnya ada di perempatan Tugu Pahlawan. Isterinya itu adalah guru dansa di situ. Membayangkan saat itu beberapa guru dansa perempuan dikerumuni perwira yang berasal dari berbagai daerah tugas. Pengakuan isteri di kemudian hari, dia memilih suaminya yang sekarang karena kalem, serius dan sering mengantar si guru dansa ke tempat tinggalnya di sekitar Balaikota Surabaya. Katanya berbeda dengan perwira-perwira lainnya yang "grasa grusu". Cinta, serius, membawanya melamar, dan menikah gadis jawa dengan perwalian atasannya komandan daerah Jawa Timur. Sampai menjelang akhir hayatnya ia memanggil isterinya schaat.
Tinggal di Belawan, tapi sering bolak balik Medan. Suatu hari ada keinginan ortunya mau anaknya kawin adat. Karena isterinya boru jawa, maka mesti dijadikan boru salah satunmarga di Batak, biasanya dari marga keluarga ibunya. Jadilah perundingan singkat padat, karena dia tidak bisa meninggalkan pos tugasnya di Belawan. Alhasil, isteri akan adati menjadi boru siahaan dijadikan anak perempuan abang ibunya yang tinggal di Kabanjahe.
"Tulang itu termasuk salah satu orang terpandang di Kabanjahe. Kepala Dinas Sosial." Suatu hari dia cerita tentang keluarga  besar ibunya. Dia banyak kenal dengan ipar ipar.
Anak perempuan tulang Siahaan itu masih kecil saat pernikahan adat di Kabanjahe. Sering bermain sepeda dengan isterinya yang boru Jawa.
Jadi.acara perkawinan adat diadakan di Kabanjahe. Prinsip dalihan na tolu dimanapun tetap berlaku untuk mengikat tali perkawinan. Demikian pula acara perkawinan nya. Di situ hadir pihak se marga, pihak Boru dan pihak hula hula dari kedua belah pihak yang menjalankan peran secara fungsional. Tidak ada gambaran perkawinan adat saat itu. Katanya dilakukan secara sederhana. Seperti apa sederhana itu, tidak ada ceritanya. Membayangkan sifatnya, Pasti tidak akan membuat pesta besar-besaran. Anak perempuan tulang itu pernah cerita makan bareng di salah satu warung makan di Medan. Sebelum makan sudah diberi jatah, hanya bakmi dan teh tawar. Tidak boleh lebih.
Isterinya yang boru jawa, sering takut saat berhadapan dengan anggota keluarga kerabat suaminya. Bicara keras, seperti bentak bentak, yang dianggap beda dengan gaya hidupnya dari lahir besar berada di lingkungan kebudayaan Jawa yang bicara serba pelan. Suatu kali si isteri memberi uang kepada kakek suaminya yang datang ke rumah di Belawan. Beberapa hari kemudian  mertua laki datang ke rumah. memberitahu bahwa jangan pernah kasih uang ke kakeknya. Uang itu dipakai untuk beli tuak di lapo.
"Pantas tempo hari dia pulang telat dalam keadaan mabuk." Kata mertuanya. Tentu ada interogasi darimana dia dapat uang. Selidik punya selidik, ketahuan si kakek itu mampir rumah cucunya di Belawan.


















Mau tau asal muasal nama Lotte?
Org2 Belanda pd manggil mami Charlotte krn mami fasih bhs Belanda

Tapi papi jaman sekolah di van lith ada sisi nakalnya lho...pernah bolos sama teman2nya mata pelajaran tertentu. Ngumpet di kebon pisang belakang sekolah.













Ketauan sama bruder, dihukum sapu dan pel kelas.

Papi yg cerita ke aku.

Papi kan jebolan Van Lith Muntilan, pasti cool. Diajarin etika dan seni di sekolah Belanda.

Mami pasti dulu kelincahan dansa dansi deh...

Makanya papi minta kenal sm eyg Karman yg wkt itu diJombang...jadilah papi n mami keJombang....kenalan sm eyg Karman..kyknya papi mau serius hubungannya sm mami

Papi itu diam gak sradak sruduk spt tmn2 AL yg lain....klo sekrg x istilahnya..papi cool.

Kata mami(baru diwawancara)
Mami dulu ngajar dansa dikantin jd salah satu asistennya Balthazar,org Philipina..tempat itu sering didatangi sm perwira2 AL.
Nah mami kenal papi ditempat itu

Jl. Wuni itu dekat jln Ondomohen.   Dr arah Zangrandi ke Yos Sudarso menuju gedung kotapraja belok kiri sdh jln ondomohen lanjut belok kiri lagi itu jl Wuni.

Betul pakde Kadim dulu Gubernur militer se Jawa Timur.   Kata mamie aku sering diculik bude Kadim kermhnya.

Eyang dulu itu pelatih dansa di panti perwira AL yg gedungnya ada di perempatan tugu Pahlawn dpn lampy merah.   Byk perwira AL yg minta diajari eyang.   Opung menurut eyang yg paling pendiam.   Eyang kesengsem sm opung krn stlh berkenalan n tahu kalau bpknya eyang sdh meninggal menanyakan dimn kuburannya n minta diantar kesana utk ziarah.  Lho perwira ini koq beda y dg yg lain.

No comments:

Post a Comment