Masuk kompleks kuburan orang Iban di Sungai Utik memang
menyeramkan. Kuburan tak terurus, semak semak tumbuh liar, salib di
nisan kuburan berlumut. Kuburan bagi kebudayaan orang Iban adalah
sesuatu yang sacral, cenderung menakutkan. Komentar banyak orang Iban
menyebut bahwa kuburan seperti jalan buntu. Bukan tempat untuk dilewati.
Kalau ke sana tidak ada tujuan lain kecuali kuburan. Tak ada yang
berani datang ke sana kalau bukan karena ada acara penguburan. Ada dua
kesempatan untuk datang ke kuburan. Pertama adalah ketika mereka
mengantar jenazah kerabat. Kedua adalah ketika mereka membuat batu nisan
di kuburan orangtuanya, neneknya, leluhurnya. Itupun harus dengan
syarat sembelih babi. Selain itu tidak ada lagi kesempatan berkunjung ke
kuburan. Masuk akal kalau melihat kompleks kuburan Iban yang tak
terawat.
Pulang dari kuburan, badan harus dibersihkan secara
berlapis. Pertama, harus mandi di sungai. Kedua harus pegang anjing.
Tidak boleh masuk rumah, sebelum menjalankan syarat itu. “Itu bisa
mengganggu hidup kita” kata seorang Iban. Sebab selama di kuburan, badan
kita dikerumuni oleh roh roh. Supaya roh roh itu tidak menempel di
badan maka harus mandi. Barangkali karena itu, kompleks kuburan dipilih
di seberang sungai. Mereka yang pulang dari kuburan harus pegang anjing
supaya tidak mengganggu pikiran. Menurut kepercayaan anjing tidak mempan
diganggu roh.
Roh hidup di sekeliling orang Iban. Menjadi bagian
dari cara hidup mereka. Roh dihormati sekaligus ditakuti. Makanan lebih
dahulu diberikan kepada roh, setelahnya para kerabat. Sejauh yang saya
amati, semua aturan itu dijalankan. Mereka menjaga norma dan nilai
warisan leluhur dalam hal berhubungan dengan roh.
No comments:
Post a Comment