Wednesday, 5 September 2018

Upacara Penguburan

Masuk kompleks kuburan orang Iban di Sungai Utik memang menyeramkan. Kuburan tak terurus, semak semak tumbuh liar, salib di nisan kuburan berlumut. Kuburan bagi kebudayaan orang Iban adalah sesuatu yang sacral, cenderung menakutkan. Komentar banyak orang Iban menyebut bahwa kuburan seperti jalan buntu. Bukan tempat untuk dilewati. Kalau ke sana tidak ada tujuan lain kecuali kuburan. Tak ada yang berani datang ke sana kalau bukan karena ada acara penguburan. Ada dua kesempatan untuk datang ke kuburan. Pertama adalah ketika mereka mengantar jenazah kerabat. Kedua adalah ketika mereka membuat batu nisan di kuburan orangtuanya, neneknya, leluhurnya. Itupun harus dengan syarat sembelih babi. Selain itu tidak ada lagi kesempatan berkunjung ke kuburan. Masuk akal kalau melihat kompleks kuburan Iban yang tak terawat.
Pulang dari kuburan, badan harus dibersihkan secara berlapis. Pertama, harus mandi di sungai. Kedua harus pegang anjing. Tidak boleh masuk rumah, sebelum menjalankan syarat itu. “Itu bisa mengganggu hidup kita” kata seorang Iban. Sebab selama di kuburan, badan kita dikerumuni oleh roh roh. Supaya roh roh itu tidak menempel di badan maka harus mandi. Barangkali karena itu, kompleks kuburan dipilih di seberang sungai. Mereka yang pulang dari kuburan harus pegang anjing supaya tidak mengganggu pikiran. Menurut kepercayaan anjing tidak mempan diganggu roh.
Roh hidup di sekeliling orang Iban. Menjadi bagian dari cara hidup mereka. Roh dihormati sekaligus ditakuti. Makanan lebih dahulu diberikan kepada roh, setelahnya para kerabat. Sejauh yang saya amati, semua aturan itu dijalankan. Mereka menjaga norma dan nilai warisan leluhur dalam hal berhubungan dengan roh.

No comments:

Post a Comment