Wednesday, 5 September 2018
Berkabung Saat Gawai
Saya kurang beruntung, upacara syukuran Gawai tidak ada tarian.
Biasanya tarian bagian dari sambutan terhadap tamu tamu yang datang ke
kampong ini. Ini karena salah seorang nenek di situ meninggal dunia.
Jadi pesta meriah dibatasi. Tarian tidak ada, demontrasi gendang
dikurangi. Dalam keadaan normal, tarian adalah bagian dari paket wisata
berkunjung ke Kampung ini. Sepuluh penari remaja, 4 lelaki dan 6
perempuan, setingkat SMP menyambut setiap wisatawan yang masuk Betang
(rumah panjang) Mereka memang disiapkan sebagai penari, berlatih di
sekolah sesuai belajar. Diasuh oleh gurunya yang paham gaya tari
tradisional sekaligus dicampur unsur gerak modern. Para remaja itu bukan
saja piawaian sebagai penari, tetapi juga harus luwes bergaya depan
kamera. Ini katanya antisipasi wisatawan yang suka memotret penari saat
penyambutan. Nampaknya para inisiator paket wisata di Sui Utik harus
memikirkan regenerasi penari yang berkesinambungan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment