Menurut cerita, asal usul kata Tato dari Tahiti yang artinya menandai sesuatu (di tubuh). Orang-orang Iban percaya bahwa Tato mereka memiliki kekuatan pelindung dalam bentuk pesona yang diberikan oleh roh melalui mimpi. Generasi muda Iban kembali mempopularkan seni Tato. Seni itu sudah lama ditinggalkan, semenjak generasi Apai Janggut, Apai Kudi, Apai Ramping, dan Apai Kidau tidak menurunkan pada generasi berikutnya. Alasannya seni Tato tidak lagi menarik dan konon “sering diolok-olok para gadis”.
Popularitas Tato kembali menggaung sejak anak muda Iban kembali menghidupkan seni Tato. Ketika itu hanya kurang dari sepuluh orang yang minat, sekarang sudah dua kali lipat. Motif asli Iban, bunga tengkawang, bunga terong, tegulun. Konon ceritanya Tato tegulun diukir setelah seseorang memengal kepala (ngayau), dan letak Tatonya di balik telapak tangan.Salah satu yang mempopularkan adalah makin seringnya ada pesta budaya dari tingkat desa sampai propinsi.
Makin kini, Tato tidak hanya diminati orang Iban, tapi sudah menyebar di luar kelompok etnik Iban. Pesta budaya di Putusibau beberapa waktu lalu membuka gerai seni Tato. Pengunjung pemuda pemudi di Pesta Budaya meluangkan waktu untuk menghias tubuhnya dengan pesona Tato. Entah mereka juga percaya bahwa Tato punya kekuatan melindungi jiwa raga, atau dalam konteks seni yang mempesona? Yang pasti gerai itu tak kekurangan pengunjung.
No comments:
Post a Comment