Reaching Agreement
at Angkringan
Beberapa tahun silam,
sebelum konflik Rusia Ukraina, kami bertiga.
Aku, Mark dan Linda duduk di angkringan di jalan nggak jauh dari Gubeng, stasiun kereta api yang menghubungkan Surabaya dengan
kota kota lain di Jawa. Belum ada konflik, jadi
nggak perlu bicara posisi Canada dan Indonesia dalam konstelasi politik dunia. Walau
nongkrong di angkringan, warung kakilima kecil, tapi bicaranya boleh diadu
dengan para politikus kelas parlemen.
Dua orang itu relawan dan relawati asal benua Eropa dan Amerika.
Mereka datang ke Surabaya untuk menyumbangkan pengetahuannya bidang teknologi
internet komunikasi dan database monitoring. Mendengarkan mereka bicara dengan
segala terminologi mutakhir, dengan bahasa Inggris logat Perancis, samar samar
mengerti prinsip
pembicaraan apa yang dimaksud, walau
kalau disuruh mengurai
detil apalagi kalau ada ujian
listening saat itu, ucapan
para relawan itu bakalan jeblok.
Cerita sana sini,
soal Eropa dan Amerika. Akupun cerita sana sini soal Surabaya, dengan gaya
bahasa yang berlebih lebihan disertai gerakan tangan untuk memastikan dua orang
itu paham. Untungnya setiap aku cerita mereka antusias mendengar, kadang
mengangguk, mengerutkan kening, kalau sudah demikian, segera cerita dialihkan
ke soal remeh remeh. Saya tanya
soal makanan yang popular di Canada. O itu ada namanya dia menyebutkan tapi
saya lupa, rada susah menyebut, dan ada aksen perancisnya, di belakangnya “eng”
sengau yang jelas asal makanan itu dari Quebec kentang goreng kentang
goreng dengan lumeran keju dan dengan toping daging dan saus pedas.
“Harganya? “
“O satu porsi 6 dolar an..”
“o murah dong….tapi kalo satu dolar sama dengan satu
rupiah. “
“Banyak makanan Canada yang kurang lebih cocok buat
lidah orang Indonesia,” begitu kata relawan itu.
Dua orang ini sok sok an kayak tau banget lidah orang Indonesia,
dia menyebut ada roti, bagel, pizza ada istilah
istilah local kanadanya, sayang enggak mencatat, dan males soalnya tulisan sama
sebutannya beda banget.
Sampai pada tanya tanya soal makanan yang ada di angkringan. Itu
apa? (Gaya bicaranya jelas orang non Indonesia yang baru seminggu di kota ini).
O itu pisang goreng, fried banana. O i see. Yes i can see...ini apa?. Wah apa
ya namanya...hhmm kue bantal. Pillow cake.. Wow nice....yes small pillow cake.
“We love Indonesian food.. “,
kata Mark dan Linda berbarengan
“Yes I love your Potatoes spices”
kataku seraya mengangkat gelas kopi angkringan untuk tos dengan dua sahabat Kanada.
Kopi yang rasanya gosong gosong enak, terasa enak banget.
No comments:
Post a Comment