Thursday, 24 March 2022

Reaching Agreement at Angkringan

 

Reaching Agreement at Angkringan

Beberapa tahun silam, sebelum konflik Rusia Ukraina, kami bertiga. Aku, Mark dan Linda duduk di angkringan di jalan nggak jauh dari Gubeng, stasiun kereta api yang menghubungkan Surabaya dengan kota kota lain di Jawa.  Belum ada konflik, jadi nggak perlu bicara posisi Canada dan Indonesia dalam konstelasi politik dunia. Walau nongkrong di angkringan, warung kakilima kecil, tapi bicaranya boleh diadu dengan para politikus kelas parlemen.

Dua orang itu relawan dan relawati asal benua Eropa dan Amerika. Mereka datang ke Surabaya untuk menyumbangkan pengetahuannya bidang teknologi internet komunikasi dan database monitoring. Mendengarkan mereka bicara dengan segala terminologi mutakhir, dengan bahasa Inggris logat Perancis, samar samar mengerti prinsip pembicaraan apa yang dimaksud, walau kalau disuruh mengurai detil apalagi kalau ada ujian listening saat itu, ucapan para relawan itu bakalan jeblok.

Cerita sana sini, soal Eropa dan Amerika. Akupun cerita sana sini soal Surabaya, dengan gaya bahasa yang berlebih lebihan disertai gerakan tangan untuk memastikan dua orang itu paham. Untungnya setiap aku cerita mereka antusias mendengar, kadang mengangguk, mengerutkan kening, kalau sudah demikian, segera cerita dialihkan ke soal remeh remeh. Saya tanya soal makanan yang popular di Canada. O itu ada namanya dia menyebutkan tapi saya lupa, rada susah menyebut, dan ada aksen perancisnya, di belakangnya “eng” sengau yang jelas asal makanan itu dari Quebec kentang goreng kentang goreng  dengan lumeran keju dan dengan toping daging dan saus pedas.

“Harganya? “

 

“O satu porsi 6 dolar an..”

 

“o murah dong….tapi kalo satu dolar sama dengan satu rupiah. “

 

“Banyak makanan Canada yang kurang lebih cocok buat lidah orang Indonesia,” begitu kata relawan itu.

 

Dua orang ini sok sok an kayak tau banget lidah orang Indonesia, dia menyebut ada roti, bagel, pizza  ada istilah istilah local kanadanya, sayang enggak mencatat, dan males soalnya tulisan sama sebutannya beda banget.

 

Sampai pada tanya tanya soal makanan yang ada di angkringan. Itu apa? (Gaya bicaranya jelas orang non Indonesia yang baru seminggu di kota ini). O itu pisang goreng, fried banana. O i see. Yes i can see...ini apa?. Wah apa ya namanya...hhmm kue bantal. Pillow cake.. Wow nice....yes small pillow cake.

“We love Indonesian food.. “, kata Mark dan Linda berbarengan

“Yes I love your Potatoes spices” kataku seraya mengangkat gelas kopi angkringan untuk tos dengan dua sahabat Kanada. Kopi yang rasanya gosong gosong enak, terasa enak banget.

 

No comments:

Post a Comment