Wednesday, 16 March 2022

Kota di Kaki Gunung

 

Kota di Kaki Gunung

 

“Namamu sebenarnya siapa sih? “

“Ken….. Kenapa?”

Ah tidak, munculmu tiba tiba dari semak membuatku bertanya tanya. Selain itu di daerah sini hampir semua orang Nama depannya Ken… Begitu percakapan dua orang pemuda sebaya yang bertemu di simpang lereng gunung, yang kemudian dengan cepat akrab  lalu mereka bersama turun menyusuru jalan setapak dari gunung sebelah yang menjulang. Gunung itu terkenal angker, tetapi dua orang itu sepertinya tidak takut dengan julukan gunung angker. Mereka berdua siul siul dan bercakap senda gurau sambil turun gunung.

Kenapa kamu pelihara kumis dan jenggot Ken?

“Ah kamu juga pelihara rambut di muka yang sama. Apa alasanmu?

Hahhahahahha tanpa sadar mereka saling menertawakan diri mereka….sambil  dua orang itu tertawa bebas, jalan merendeng berdua membuat mereka makin akrab,

“Depan situ ada telaga, mari kita berkaca, untuk membuktikan bahwa sudah berbulan bulan tidak pernah memotong kumis dan jenggot….lagi pula buat apa, masing masing merasa tidak penting berwajah klimis seperti orang istana. Lagi pula tak satupun orang di lereng gunung dan hutan…..”

Ayooo, sambil dengan lincah Ken berlari berloncatan…..eh nama kamu siapa ya?”

Ati ati kata orang di sini ada penunggunya…namaku Bondan sambil berlarian

Ah mana berani yang menunggu itu mengganggu kita,…kita kan baru saja melewati lereng gunung dan bukit terjal yang tidak pernah dilalui orang. …

Sebenarnya kamu mau apa melewati lereng gunung yang jauh dari kampung halamanmu….Aku sendiri malas ke kota, di lereng gunung sini memang tempat aku menenangkan diri di kala suasana rumit di kota. Jelas Bondan

Ah kamu pasti orang kota? tepatnya orang istana, mana ada orang biasa yang berani masuk hutan…kamu pasti orang yang punya ilmu.  Yang tidak takut dengan mahluk penunggung di lereng gunung.

Ia aku orang kota, aku biasa menyepi di sini,, lalu kamu ada apa datang ke sini?

Aku mau lihat kota, kata orang kotanya bagus  Kata Ken “benarkah demikian?”

Ah nanti kamu liat sendiri kotanya….kota indah, penduduknya ramah, hampir tidak pernah ada perkelahiran di jalan, mereka membangun kuil kuil untuk peribadatan. Satu di timur satu lagi di barat.

Apa nama kota itu? Orang orang di sebelah gunung selalu memuji kota itu, kota yang hangat dengan keramah tamahan penduduknya, kota yang penduduknya tidak pernah menganggur,

…Katanya penduduk setiap saat gotongroyong membangun selokan selokan keliling kota, sawah dan danau danau di beberapa tempat di kota itu, ada hutan hutan yang ditata indah. Katanya pembangunan itu membuat agar kota punya sumur resapan yang alamiah…”.

Saya jadi kepengen liat seperti apa kota itu, bahkan katanya kota itu membangun saluran air dari gunung sampai laut, kalau hujan turun tak terkendali, maka dialirkan ke laut. Luar biasa raja yang membangun kota itu. Saya ingin belajar dari kota ini. O ya apa nama kota ini?

Tumapel.

 

No comments:

Post a Comment