Tri Azimat. Rasa, Resik dan Ramah. Pedoman bisnis kuliner Wartegnya
Abdul Madjid atau dikenal sebagai “Bang Dul”. Tri atau tiga pedoman itu bukan
gagasan baru. Setiap orang yang mau usaha kuliner mesti perhatikan itu. Pak
Madjid juga mengakui itu bukan gagasan orisinal nya. Bahwa gagasan itu ampuh sudah
terbukti. “Lebih dari delapan tahun saya terapkan Tri Azimat, anak anak sudah
tamat universitas, rumah di kampong sudah jauh lebih baik, dan banyak lainnya. “Dari
Warteg hidup saya menjadi lebih baik.”
Warteg adalah warung makanan untuk golongan menengah bawah.
Ini disadari oleh Bang Dul, dan tetap dipertahankan. Harga makanan harus bisa
dijangkau segmen itu. Ia membuat variasi menu yang khas Warteg tapi juga ramah
lidah anekaragam etnis. “Makanan saya setidaknya harus sesuai dengan lidah
etnis etnis di Jawa dan Sumatra” . Ia secara khusus menyajikan rending, sayur
nangka dan daun singkong untuk menjangkau orang Minang dan Sumatra. Masakan
Jawa, direpresentasikan gaya Warteg yang kebanyakan cita rasa Jawa. Soal harga,
kalkulasinya sangat teliti. Sop iga yang dijualnya tidak boleh lebih dari harga
25 ribu. Hasil pengamatan dan pengalaman Bang Dul, lebih dari harga itu tidak
laku.
Disain Warteg harus tetap dipertahankan. Walaupun etalase
warung Padang lebih indah, tetapi tidak boleh mengubah Wartegnya seperti warung
padang. Akan terjadi kebingungan konsumen. Jangan sampai Wartegnya disangka
warung padang. Konsumennya akan pindah Warteg lainnya. Warteg punya konsumen
sendiri. Seperti juga warung padang. Ia kagum dengan terobosan Kharisma Bahari.
Salah satu Warteg terkenal di Jabodetabek. Pencetusnya membuat Warteg bersih,
pembayaran bisa nontunai, order online dan membuat system franchise. Sudah ratusan Warteg ini di Jabodetabek.
Bang Dul, suka dengan trobosan ide itu, tapi tidak mau
ikutan join. Dengan dananya ia masih
sanggup mengelola Warteg sendiri daripada harus system bagi hasil. Ia setuju bahwa
gambaran Warteg kumuh harus dikikis. “suatu saat saya akan pakai cara
pembayaran yang lebih mudah” Kata Bang Dul. Ia percaya, makin lama makin ada
perubahan dalam Rasa, Resik dan Ramah di Warteg.
No comments:
Post a Comment